Persahabatan Abadi Tiga Santri

Judul                            : Tiga Matahari

Penulis                          : Prito Windiarto

Penerbit                       : Sabil, Diva Press

Tahun Terbit                : Desember, 2011

Jumlah Halaman       : 212 halaman

ISBN                              : 978-602-978-991-1

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Aktivis Forum Lingkar Pena Malang Raya dan Ketua Journalistic Club Ikom UMM, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UMM.

Pernah dimuat di Rimanews.com, klik!

 

“Prestasi adalah milik orang yang mau dan mampu bekerja keras. Bekerja cerdas.” (Hal. 124). Kutipan di atas saya ambil dari novel Tiga Matahari karya Prito Windiarto. Novel yang mengajarkan kebaikan, tentang semangat hidup yang terus menyala, tanpa putus asa karena kelemahan dan kekurangan yang pasti ada bagi setiap cucu adam yang lahir ke dunia.

Bercerita tentang Fajar, Fajrin dan Amar. Tiga cucu adam yang lahir di tempat berbeda, namun memiliki alur kisah yang dekat satu sama lainnya akhirnya dipertemukan di sebuah pondok pesantren modern di Jawa Barat. Mereka tumbuh bersama di sana. Fajar, adalah anak miskin, bermata satu, dan tangannya buntung. Bapaknya yang dulunya seorang santri, ingin anaknya Fajar juga menjadi santri dan bisa menggapai cita-cita bapaknya untuk membuat pesantren kelak. Fajrin, anak orang kaya yang menjadi pecandu narkoba setelah masuk pesantren rehabilitasi kemudian ibunya meminta ia untuk melanjutkan sekolah di pesantren, demi membahagiakan ibunya ia pun menyanggupi. Sedangkan Amar anak yang mendapatkan amanah dari almarhum bapaknya untuk menjadi santri, sejak kejadian yang nyaris membuatnya mati kalau saja tidak ditolong oleh seorang santri yang kemudian membawanya ke rumah sakit.

Karena kondisi itulah mereka bertiga akhirnya menjadi santri di Pondok Pesantren Matlaul Huda. Fajar dan Amar telah lebih dulu akrab, karena Fajar walopun serba kekurangan dia tetap supel dan senang membantu temannya yang membutuhkan. Ketika sama-sama baru datang di Matlaul Huda, Fajar tak segan untuk mengajari Amar apa yang dia ketahui untuk bekal tes masuk esok harinya. Karena, seharian belajar bersama Fajar akhirnya dia pun lulus tes untuk masuk Matlaul Huda. Itulah awal persahabatan mereka berdua, sekaligus menjadikan Fajar sebagai guru pertama bagi Amar di Matlaul Huda.

Fajrin adalah murid baru di Matlaul Huda, ia cukup misterius bagi teman-teman sekelasnya. Namun, Fajar tak urung untuk berusaha mendekatinya. Akhirnya Fajar bisa mendekatinya dan Fajrin pun bisa lebih terbuka dari sebelumnya. Fajrin memiliki masalah orang tuanya sering bertengkar dan berakhir dengan perceraian keduanya. Hal itu tentu menyebabkan Fajrin kecewa dan sedih. Namun, untung saja ada Fajar dan Amar yang setia bersamanya bahkan mereka sepakat kabur bersama untuk mengunjungi ibu Fajrin. Dan mendapat hukuman bersama, dan itulah yang semakin mempererat persahabatan mereka.

Selain amanat persahabatan dan semangat kehidupan. novel ini juga memberi banyak amanat lain. Tentang pelajaran moral untuk tidak meremehkan orang lain karena orang lain pasti memiliki kelebihan yang bisa jadi tidak kita miliki. Setting cerpen yang berlatar Pesantren dan Sunda pun sangat mengena. Pantas saja sastrawan kaliber D. Zawawi Imron mengatakan, “Novel cerdas yang  menginspirasi siapa pun yang berjuang gigih dalam hidupnya.”

 

2 respons untuk ‘Persahabatan Abadi Tiga Santri

  1. http://www.scribd.com/doc/205843738 13 Februari 2014 / 13:46

    Hello There. I found your weblog the usage of msn.
    This is a very smartly written article. I will be sure to bookmark it
    and come back to read extra of your helpful info. Thank you for
    the post. I will definitely comeback.

    Suka

Silakan Tinggalkan Jejak