BLOGTOUR Tiga Sandera Terakhir & Giveaway

CN-XJnPU8AAQSy9

Jejak Konflik Papua Dalam Novel

Judul                            : Tiga Sandera Terakhir

Penulis                          : Brahmanto Anindito

Editor                           : Hermawan Aksan, Miranda Harlan

Penerbit                       : Noura Books

Tahun Terbit                : Cetakan I, Mei 2015

Jumlah Halaman          : 311 halaman

ISBN                           :  978-602-291-102-9

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pegiat di Bondowoso Writing Community

Menulis novel seringkali tidak hanya bermodalkan imajinasi, tetapi juga pengalaman dan riset yang mendalam. Jika menilik sejarah di tahun 1996, ada sebuah peristiwa yang mengguncangkan Indonesia bahkan dunia, yaitu penyanderaan para peneliti Lorentz selama 130 hari di desa Mapnduma, Irian Jaya. Dari Operasi Pembebasan Sandera Mapnduma inilah, Brahmanto Anindito terinspirasi dan kemudian menulis novel yang berjudul Tiga Sandera Terakhir.

Novel ini menceritakan tentang penyanderaan lima orang wisatawan yang berkunjung ke Papua. Sebagai wisatawan seharusnya mereka dihargai dan dilayani dengan sebaiknya, tetapi yang mereka dapatkan malah sebaliknya. Sebentar saja mereka merasakan asyiknya berkunjung ke Papua, tiba-tiba mereka disandera oleh sekelompok orang yang ditengarai anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mereka terdiri dari tiga orang wisatawan asing dan dua orang WNI (halaman 17).

sumber: https://luckty.files.wordpress.com/2015/09/sandera-bendera-opm.png
sumber: https://luckty.files.wordpress.com/2015/09/sandera-bendera-opm.png

Kabar penyanderaan ini pun sampai kepada Kolonel Inf. Larung Nusa yang baru dilantik sebagai Komandan Satuan-81 Gultor Kopassus (Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus). Sesuai namanya satuan ini terbentuk pada tahun 1981, sebagai langkah konkret TNI mengantisipasi aksi-aksi terorisme. Seperti pembajakan pesawat Garuda Woyla di Thailand yang terjadi pada Maret 1981 (halaman 43). Kemudian, pada H+2 penyanderaan, Kolonel Larung Nusa dan puluhan orang terbaiknya di Satuan 81/Penanggulangan Teror terbang ke Jayapura.

Dalam diskusinya bersama Mayjen Dedy Lestaluhu (Pangdam XVII/Cenderawasih), Nusa menginginkan adanya dialog dengan pihak penyandera. Dengan maksud, agar tidak ada hal yang tidak diinginkan, seperti adanya korban baik dari pihak sandera, TNI, maupun OPM. Dialog awalnya dilakukan oleh Pastor berwibawa bagi masyarakat Papua yang bernama Johan Castilla. Pastor Johan diminta oleh Nusa menjadi negosiator dalam penyanderaan ini (halaman 57).

Namun sayang, tidak ada reaksi apa-apa dari negosiasi yang dilakukan oleh Pastor Johan. Pihak penyandera tidak mau adanya negoisasi, bahkan yang terjadi adalah mereka membunuh salah satu sandera asal Makassar bernama Ambo Rawallangi (halaman 123). Tidak hanya itu, bahkan pertarungan yang menyebabkan Ambo mati itu seperti sengaja menyulut emosi Nusa dan TNI.

Maka, dimulailah operasi militer. Namun, lagi-lagi Nusa bersalah karena dua anak buahnya gugur. Karena hal inilah, kemudian Nusa dinonaktifkan sebagai TNI oleh atasannya Mayjen Abassia. Namun, sanksi ini bukan sekadar sanksi, tetapi pengalihan tugas bagi Nusa untuk menjadi pasukan khusus yang bernama Tim Hantu. Dia diberi tugas untuk menyelesaikan kasus penyanderaan ini bersama empat orang anak buah, Nona Gwijangge (mantan pasukan OPM), Tafiaro Wenda (Mantan satuan Bravo 90-Pasukan elite dari Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara), Witir Femmilio (mantan personel Denjaka-Detasemen Jala Mangkara) dan Kresna (ahli pembuat peta).

Bisa dapat disimpulkan bahwa novel ini, tidak sekadar terinspirasi dari konflik Papua. Tetapi juga mengupayakan kedamaian di Papua melalui cerita. Sebab tidak bisa dimungkiri, bahwa peperangan hanya menyebabkan hancur segalanya, utamanya rakyat kecil yang banyak mendapatkan kesusahan. Sebuah novel yang inspiratif dan rekomendasi untuk dibaca banyak orang. Saya sih berharap buku ini menjadi semacam series, yang tiap bukunya membahas konflik-konflik yang ada di daerah-daerah Indonesia, pasti seru ya! Bagaimana kisah selanjutnya dari Larung Nusa dan Tim Hantu? Baca langsung aja novelnya ya, dijamin seru! 🙂

Mau baca bahasan buku ini langsung dari penulisnya? Di sini aja ya!

sumber: https://warungfiksi.wordpress.com/2015/09/10/sekilas-info-novel-tiga-sandera-terakhir-disebar-gratis/
sumber: https://warungfiksi.wordpress.com/2015/09/10/sekilas-info-novel-tiga-sandera-terakhir-disebar-gratis/

Nah! Sesuai judul postingan ini selain resensi buku atas buku keren ini, juga ada giveaway. Giveaway ini berhadiah satu buku Tiga Sandera Terakhir langsung dikirim oleh penerbit. Asyiik kan? 😀

Yang ingin memiliki kesempatan untuk dapatkan buku keren ini secara gratis, simak-simak persyaratannya baik-baik ya!

  1. Memiliki alamat (rumah) di Indonesia. Nah,  WNI yang domisili lagi di luar negeri boleh ikut kok, asal ada alamat di Indonesia.
  2.  Follow twitter @muhrasyidridho, @brahmandito & @nourabooks jangan lupa share dengan  dan mention via twitter.
  3. Follow blog ini, bisa via email, wordpress atau bloglovin.
    4. Sebarkan link Giveaway ini di media sosial, di twitter, mention @muhrasyidridho @brahmandito @nourabooks hashtag #GATigaSanderaTerakhir.
  4. Baca  postingan di atas resensi buku Tiga Sandera Terakhir dan beri komentar ya.

  5. Jawab pertanyaan di kolom komentar dengan nama, twitter dan kota tinggal, cukup sekali saja. Pertanyaannya adalaah:

Kalau misal nanti Kisah Larung Nusa akan dibuat sekuel, menurutmu daerah konflik mana (di Indonesia) yang cocok dijadikan setting cerita? Berikan alasanmu juga ya! 🙂

Giveaway ini diadakan mulai tanggal 4 Oktober – 10 Oktober 2015 jam 12 malam  (cukup lama kan?). Nanti pemenang akan dipilih dari jawabannya ya, jadi jawablah sesuai prosedur, sebaik mungkin (unik, lain daripada yang lain), jangan asal dan jangan lupa berdoa 🙂

Selamat mengikuti dan semoga kamulah yang beruntung 🙂

51 respons untuk ‘BLOGTOUR Tiga Sandera Terakhir & Giveaway

  1. Pramestya Ambangsari 4 Oktober 2015 / 02:39

    nama : pramestya
    twitter: @p_ambangsari
    kota tinggal: Temanggung

    Di Aceh, ceritanya OPM sudah tidak ada gejala mau berontak namun ternyata diam-diam mereka bekerja sama dengan GAM. Jadi intinya pemberontakkan ini adalah permasalahan seluruh wilayah dari Sabang sampai Merauke.

    Atau bisa di Kalimantan 😀

    Suka

  2. chiipurai 4 Oktober 2015 / 02:58

    Nama : Ula
    Twitter : @chiipurai
    Kota tinggal : Surabaya
    Jawaban : bingung nih harus Poso atau Sampit atau Aceh. Dan akhirnya kupilih Poso saja, karena disana masih ada kejar2an dengan teroris. Jadi mungkin Larung Nusa bisa menangkap Santoso 😀

    Suka

  3. Eni Lestari 4 Oktober 2015 / 05:46

    Nama: Eni Lestari
    Twitter: @dust_pain
    Kota tinggal: Malang
    Jawaban: di Ambon. kabarnya ketika ada bentrokan antarwarga di sana dipicu oleh provokator/aktor intelektual. beberapa kasus susah diungkap karena warganya lebih banyak diam. bukti dan saksinya juga sedikit, makanya makin susah diungkap. kalau Larung Nusa ada di Ambon, mungkin bisa menguak siapa sih provokator di balik bentrokan warga itu dan mencari tahu apa tujuan provokator mendesain bentrokan antarwarga di sana 🙂

    Suka

  4. linasasmita.com 4 Oktober 2015 / 07:03

    Nama: Lina W. Sasmita
    Twitter: @LinaWiati
    Kota: Batam

    Kalau buku ini dibuat sekuelnya menurut saya setting selanjutnya di Jawa Barat. Meskipun sudah aman masih ada bibit-bibit pemberontakan seperti pendirian NII. Nah mengapa OPM mau bekerja sama dengan NII Jawa Barat? Tentu ini akan menjadi hal yang sangat menarik untuk dikupas 😀

    Suka

  5. Putri Prama Ananta 4 Oktober 2015 / 16:18

    Nama: Putri Prama Ananta
    Twitter: @PutriPramaa
    Kota tinggal: Probolinggo

    Kalau misal nanti Kisah Larung Nusa akan dibuat sekuel, menurutmu daerah konflik mana (di Indonesia) yang cocok dijadikan setting cerita? Berikan alasanmu juga ya!

    Karena pertanyaannya kalau misal dibuat sekuel,berarti ada hubungannya sama yang di Papua ini alias Tiga Sandera Terakhir ini.

    Menurutku, daerah yang cocok adalah Pulau Seram. Letak Pulau Seram (katanya ini pusatnya
    RMS) nggak jauh banget dari Papua. Pernah mendengar Republik Maluku Selatan (RMS), kan? Dulu, ketika aku masih kelas 3 SD, kalau nggak salah 2007-an, banyak pemberitaan tentang hal tersebut karena mereka melakukan pengibaran kembali bendera RMS sebab saat itu Mantan Presiden Bapak SBY berkunjung ke Maluku. Dengar-dengar, masih ada pendukung RMS ini di Maluku. Mereka (katanya) mengumpulkan senjata dan sering mengibarkan bendera RMS. Republik Maluku Selatan (generasi pertamanya) melakukan pengasingan ke Belanda. Ketika Mantan presiden, Bapak SBY mau berkunjung ke Belanda beberapa tahun yang lalu, pihak RMS
    memberikan ancaman, tapi akhirnya gagal karena beliau membatalkan kunjungannya. Seingatku, masyarakat Maluku telah berjanji untuk menjadi bagian dari NKRI dan menolak RMS. Tapi, ada saja yang manas-manasin. Selain itu, permasalahan ini juga ada hubungannya dengan Umat Muslim Maluku dan Umat Kristen Maluku dalam menyikapi RMS.

    Jadi, Pulau Seram bisa banget dijadikan latar tempat sekuel dari Tiga Sandera Terakhir. Apalagi, letaknya, nggak jauh banget dari Papua, jalan ceritanya bisa saja pihak OPM bekerjasama dengan RMS untuk memerdekakan daerah masing-masing.

    Suka

  6. Diki Siswanto 4 Oktober 2015 / 22:20

    nama: Diki Siswanto
    twitter: @diki_twips
    kota: masamba

    Di Poso, kenapa?
    karena Poso adalah salah satu daerah yang rawan konflik. Di sana lagi marak terorisme dan pemberontakan bersenjata yang melibatkan banyak orang.

    Masih banyak kasus yang sepertinya simpang siur terjadi di sana. Nah, dengan melihat berbagai alasan tersebut, sepertinya Poso cocok dijadikan setting cerita jika Larung Nusa dibuatkan sekuel.

    Suka

  7. Nova Indah Putri Lbs (@n0v4ip) 5 Oktober 2015 / 05:19

    Nama : Nova Indah Putri Lubis
    Twitter : @n0v4ip
    Kota : Medan

    Di Maluku karena Maluku memang termasuk salah satu daerah rawan konflik di Indonesia dan hampir rata2 krn SARA. Mungkin dengan turunnya Kol. Larung Nusa dan pasukannya kesana bisa membantu mengatasi konflik yang didominasi SARA ini dan menciptakan kerukunan antar umat beragama.

    Terima Kasih ^^

    Suka

  8. Shinta 5 Oktober 2015 / 05:34

    Nama : Shinta
    twitter : @Shinta_Adinta
    Kota : Madiun
    sudah follow blog via email : arshiardinta@rocketmail.com

    Di Manokwari,
    Karena sesuai dengan alur cerita yang berkisah di Papua, Manokwari merupakan salah satu kota yang ada di Papua dan merupakan kota lahirnya OPM (Organisasi Papua Merdeka) pada tanggal 28 Juli 1965 yang merupakan awal dari gerakan-gerakan kemerdekaan Papua Barat.

    Sukses untuk giveawaynya ,kak ^^

    Suka

  9. tri yusuf ciduk 5 Oktober 2015 / 14:10

    Tri Indah Permatasari
    @LiebeIs0503
    Palembang

    Daerah yang cocok menurutku adalah Lampung. Karena Lampung memang sudah terkenal sebagai wilayah provinsi yang rawan akan konflik selain papua dan maluku. Mungkin tak banyak tahu megenai berita ini. Bahkan sebenarnya di Lampung memiliki beberapa titik tempat yang rawan terjadi konflik, dan konflik yang ada itu di picu oleh banyak hal, selain perebutan wilayah, ada juga karena politik, karena perbedaan suku, atau marak adaya kasus-kasus pembunuhan, penculikan dan lainnya.

    Suka

  10. Mugniar 5 Oktober 2015 / 16:35

    Daerah konflik di Aceh, yaitu konflik GAM – rakyat – ABRI. Pasti seru. Karena masing2 punya sisi pandang berbeda. Saya penasaran, bagaimana penulis mengeksplorasi ceritanya dengan konflik tersebut ^_^

    Nama: Mugniar
    Twitter: @Mugniar
    Domisili: Makassar (Sulawesi Selatan)

    Suka

  11. Brahmanto Anindito 6 Oktober 2015 / 11:29

    Videonya itu lho, bagi yang belum baca, pasti mikir, “Ini apa hubungannya, sih?” Hehehe…

    Suka

    • Muhammad Rasyid Ridho 6 Oktober 2015 / 11:35

      ayo apa yo hubungannya? Ayo ikutan GA-nya, kalo dapat bukunya jadi nggak penasaran deh 😛

      Suka

  12. agathavonilia 6 Oktober 2015 / 16:31

    Nama : Agatha Vonilia Marcellina
    Akun twitter : @Agatha_AVM
    Kota : Jember

    Masih ingat PERMESTA nggak di Sulawesi. Perdjuangan Semesta disingkat Permesta adalah sebuah gerakan pemberontakan di Indonesia. Gerakan yang dideklarasikan oleh pemimpin sipil dan militer Indonesia Timur pada 2 Maret 1957. Pusat pemberontakan berada di Makassar yang pada waktu itu merupakan ibu kota Sulawesi. Setahun kemudian, pada 1958 markas besar Permesta dipindahkan ke Manado. Disitulah timbul kontak senjata dengan pasukan pemerintah pusat sampai mencapai gencatan senjata dikarenakan masyarakat Manado tidak puas dengan keadaan ekonomi mereka. Pada waktu itu masyarakat Manado juga mengetahui bahwa mereka juga berhak atas hak menentukan diri sendiri (self determination) yang sesuai dengan sejumlah persetujuan dekolonisasi. Di antaranya adalah Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renville dan Konferensi Meja Bundar yang berisi mengenai prosedur-prosedur dekolonisasi atas bekas wilayah Hindia Timur.

    Mungkin hampir-hampir mirip dengan OPM ya cuma bedanya kalau PERMESTA menuntut hak asasi mereka atas ekonomi bukan ingin merdeka sendiri. Semata-mata untuk tujuan kesejahteraan masyarakat. Menurutku Larung Nusa cocok ditempatkan di daerah ini. Walaupun masih termasuk Indonesia Timur, aku rasa dapat mencapai kesepakatan yang diinginkan dalam proses gencatan senjata tersebut.

    Resensi kakak menurutku singkat, padat dan berisi. Rasanya seperti aku udah baca seluruh isi dari novel “Tiga Sandera Terakhir.” Apalagi nama dari tokoh-tokoh dalam novel kakak rinci dan jelaskan satu persatu. Jadi, pembaca mendapatkan gambaran setting, alur cerita dan penokohan dalam novel tersebut. Sukses terus ya kak untuk resensi-resensinya. 🙂 Terima kasih Kak.

    Suka

      • agathavonilia 8 Oktober 2015 / 16:20

        Penasarannnn pakeee bangettt kak. Soalnya kan selama ini OPM itu aku kenalinya lewat pelajaran aja dan sekarang malah ada novelnya. Wahhh … Pasti bakalan seru!

        Suka

      • agathavonilia 10 Oktober 2015 / 02:27

        Semogaaaa saja, aku yang beruntung. Hehehehe Aminnn … 🙂

        Suka

  13. Aya Murning 6 Oktober 2015 / 18:39

    Nama: Aya Murning
    Twitter: @murniaya
    Kota: Palembang

    Dari Papua, akan kutarik ke Madiun. Misalnya saja Larung Nusa yang sebagai anggota TNI dikirim tugas ke sana untuk membereskan konflik lama di Madiun yang kini terangkat kembali ke permukaan.

    Dulu pernah ada yang namanya Peristiwa Madiun, merupakan sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan September sampai Desember 1948 antara pemberontak komunis PKI dan TNI. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya Negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso, seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan saat itu, Amir Sjarifoeddin.

    Pada saat itu hingga era Orde Lama berakhir, peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun, dan tidak pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI Madiun. Bersamaan dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun, baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat dan agama.

    Mereka (pelaku Peristiwa Madiun dan OPM) sama-sama memberontak, sama-sama menculik (dan menyandra), sama-sama bertindak sendiri karena ingin berkuasa, bahkan tak ragu membunuh korbannya. Bisa saja hal ini akan kembali berkobar jika sedikit saja tersulut bensin dan akhirnya mereka berbuat lebih buruk dari apa yang sudah dilakukan OPM. Tahu sendiri kan bagaimana dan seberapa menyengatnya isu PKI dan antek-anteknya di negeri ini? 🙂

    Suka

  14. kiki 7 Oktober 2015 / 03:59

    Nama : Ridzki Putri
    Twitter : kikikiki_R
    Domisili : Jakarta

    Kisah Larung Nusa akan dibuat sekuel, menurutmu daerah konflik mana (di Indonesia) yang cocok dijadikan setting cerita? Berikan alasanmu juga ya!
    Dari Merauke hingga Sabang, Indonesia termasuk daerah rawan konflik karena Indonesia terdiri keberagaman kebudayaan mulai dari suku, bahasa, agama. Keberagaman ini meemungkinkan untuk menimbulkan konflik antar sesama. Salah satu daerah konflik di Indonesia jika dibuatkan sekuel tentang kisah Larung Nusa maka saya menjawab Makassar.
    Makassar merupakan daerah rawan konflik walaupun termasuk salah satu kota metropolitan. Sering kita lihat TV bagaimana daerah sering mengalami konflik terutama antara warga kampung maupun mahasiswanya. Tidak hanya konflik sosial tetapi juga konflik tanah dll. Selain itu, Makassar di masa lalu merupakan tempat terbentuk Permesta (perdjuangan Semesta) yang bertujuan untuk memisahkan diri dari NKRI yang saat itu masih dini dan seluruh pergolakan-pergolakan itu dilakukan oleh oknum-oknum tentara, dengan alasan bahwa kepentngan daerah-daerah tidak diperhatikan oleh pemerintah R.I.
    Nah, di sini Larung Nusa berusaha untuk meredakan pergolakan-pergolakan yang terjadi dengan kemunculan permesta yang sebelumnya sudah diatasi. Muncul kembali orang-orang yang kecewa dengan pemerintahan dan mulai mengatasnamakan diri mereka sebagai permesta baru. berusaha melepaskan diri dari pemerintah dan mulai menyebarkan pergelokan ke daerah sekitarnya.

    Suka

  15. veny 8 Oktober 2015 / 00:38

    Nama : Veny
    Twitter : @yutakaNoYuki
    Kota : Balikapapan

    Menurutku setting cerita sekuel Larung Nusa bisa menjelajah ke Kalimantan, daerah konflik Sampit. Memang itu konflik lama tapi rasanya masih bisa dikembangkan buat fokus atau latar belakang cerita Larung Nusa. Konflik Sampit memang bukan tentang pemberontakan atau makar, tapi karena masalah antar suku, dan menurut saya konflik kesukuan juga termasuk yang mengancam keutuhan NKRI. Lagipula sampai saat ini saya belum pernah baca fiksi yang menjadikan konflik Sampit ini sebagai tema (sepanjang pengetahuna saya sih)

    Suka

  16. Kazuhana El Ratna Mida 8 Oktober 2015 / 02:18

    Nama : Ratnani Latifah
    Twitter : @ratnaShinju2chi
    Kota : Jepara

    Kalau misal nanti Kisah Larung Nusa akan dibuat sekuel, menurutmu daerah konflik mana (di Indonesia) yang cocok dijadikan setting cerita? Berikan alasanmu juga ya!

    Kalau memilih Poso sepertinya menarik.

    Karena di Poso daerah yang rawan konflik. Dan klonfiknya tidak kunjung selesai. Siapa tahu setelah ada Larung Nusa ceritanya akan berbeda.

    Seperti biasa, resensi Mas Rasyid selalu keren. Suka ^_^ dan selalu berhasil membuat penasaran. :3

    Suka

  17. megawidya16 8 Oktober 2015 / 06:23

    Nama : Mega Widyawati
    Twitter : widy4_w
    Kota Nganjuk.

    Pertanyaan:
    Kalau misal nanti Kisah Larung Nusa akan dibuat sekuel, menurutmu daerah konflik mana (di Indonesia) yang cocok dijadikan setting cerita? Berikan alasanmu juga ya!
    Daerah yang terlintas dalam pikiran saya adalah Pulau Nusakambangan yang ada di Cilacap,Jawa Tengah.
    Karena, selain letaknya dekat denga samudra hindia yamg luas sehingga bisa juga di pakai aksi penculikan, tempatnya jarang penduduknya, dan banyak sekali narapidana disana.
    ‘Kemungkinan begitu hal yang terlintas dalam pikiran saya, hehe…’

    Suka

  18. Iyas 10 Oktober 2015 / 13:39

    Nama : Dias Shinta Devi
    twitter : @diasshinta
    Domisili : Bogor

    Poso kak. Hingga kini belum selesai seperti Papua. Pemicu konfliknya ada terus.

    komentar atas resensinya itu keren banget kak! detailnya nggak spoiler dan novelnya emang keren abis soalnya berdasarkan sejarah juga, jadi nggak seenaknya imajinasi berdasarkan konflik yang ada hingga sekarang
    Thanks kak 🙂

    Suka

  19. rinspiration95 10 Oktober 2015 / 15:37

    Rini Cipta Rahayu
    @rinicipta
    Karangasem, Bali

    Kalau denger daerah konflik pasti selalu langsung terbayang sama aksi baku tembak yang sering terjadi di Poso. Entah masalahnya karena apa, dan apakah setiap kejadian kerusuhan yang terjadi disana itu disebabkan oleh alasan yang sama. Karena sejujurnya aku juga tidak selalu mengikuti perkembangan berita televisi hehee..jadi jika di tuliskan dalam bentuk novel sepertinya akan lebih menyamankan dalam membaca apalagi topiknya cukup ‘berat’

    Suka

  20. Manshur 10 Oktober 2015 / 15:48

    Nama : Manshur
    Twitter : @manshuri_yusuf
    Kota : Banjarmasin

    Kalau misal nanti Kisah Larung Nusa akan dibuat sekuel, menurut saya mungkin akan seru jika konflik kemudian berlangsung di pulau Kalimantan, apalagi jika berlangsung di daerah pedalaman Kalimantan. Dengan cerita bermula ketika Kalimantan meradang meminta memisahkan diri dari Indonesia. Konflik semakin memuncak ketika para kombatan OPM yang berhasil kabur dan berniat balas dendam turut membantu upaya pemberontakan.

    Dimana kondisi medan yang masih susah untuk dilewati, dengan hutan-hutan yang masih rimbun, dan sungai rawa yang melintasi di hampir setiap wilayah, apalagi dengan legenda ikan tapah yang cukup mengerikan. Ditambah dengan bumbu-bumbu mitos kekuatan dari suku Dayak. Akan tambah seru lah konflik dan ceritanya 🙂

    Suka

  21. ibnuch 10 Oktober 2015 / 23:32

    salam mas ridho,,, Ah saya telatt ikutan giveawaynya ,,, baru baca diblognya mas brahm.. Soal gerakan gerakan seperti itu OPM, semoga bisa segera lenyap, dari indonesia, khususnya papua tercinta, karena ia akan terus merongrong memecahbelah. Propoganda dan provokasi ada disana disini,, Alhamdulilah untuk tempatku tinggal Merauke aman soal isu tersebuh, tapi entahlah, apakah hanya dipermukaannya saja, semoga tidak. FYi, OPM digemari loh di tempatku, selalu di dendang kan menjadi lagu energik aliran hiphop,,heee, OPM=Orang Pu mama 😀 😀
    *Abaikan, jika komen kepanjangan 😀

    Suka

    • Muhammad Rasyid Ridho 11 Oktober 2015 / 02:02

      Salam mas Ibnuch, salam kenal.
      He sayang ya telat 😀
      Aamiin, saya pun berharap demikian OPM biarlah berlalu hehe
      Wah, lagu yang asyik Orang Pu Mama hehe
      Asli sana mas?

      Suka

      • ibnuch 11 Oktober 2015 / 02:21

        Aslinya ortu orang jawa , tapi tumbuh besar di Merauke.

        Suka

      • Muhammad Rasyid Ridho 15 Oktober 2015 / 00:49

        siiip ikutan giveaway lainnya yang akan diadakan di blog ini mas 😀

        Suka

Silakan Tinggalkan Jejak