99 Kisah Menakjubkan Sahabat Nabi karya Tethy Ezokanzo

cover 99 Kisah Menakjubkan Sahabat Nabi.jpg

Meneladani Cinta Sahabat Kepada Nabi

Judul                            : 99 Kisah Menakjubkan Sahabat Nabi

Penulis                          : Tethy Ezokanzo

Penerbit                       : Kalil – Imprint Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit                : Pertama, Desember 2016

Jumlah Halaman          : 238 halaman

ISBN                           :  978-602-03-3135-5

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis SD Plus Al-Ishlah Bondowoso

Sudah menjadi kewajiban setiap Muslim, mencintai Allah di atas segalanya. Kemudian setelah itu, kecintaan kedua diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. Para sahabat benar-benar mengamalkan hal ini, mereka sangat cinta dan taat kepada Allah, dengan itu pula mereka sangat mencintai Rasulullah Saw.

“Engkau akan bersama orang yang engkau cinta (HR. Bukhari Muslim),” begitu sabda Rasulullah Muhammad Saw. Hadits Nabi ini sangat direnungkan dan dilakukan oleh para sahabat, sehingga mereka berlomba-lomba dalam menyatakan cinta kepada Rasulullah Muhammad Saw. Tidak sekadar mengatakan cinta, namun juga dilakukan dengan perbuatan yang luar biasa hebat.

Ketika Nabi Muhammad Saw telah sampai di Yatsrib yang kemudian bernama Madinah, beliau disambut dengan sangat gembira penuh suka cita oleh kaum Muslimin. Banyak para sahabat asli Madinah atau anshar yang ingin Nabi menginap di rumah mereka. Nabi pun memutuskan, di depan rumah siapa untanya akan berhenti, di sanalah beliau akan menginap.

Ternyata unta beliau berhenti di depan rumah yang sangat sederhana. Adalah Abu Ayyub al-Anshari ra. pemiliknya. Rasulullah pun menginap di rumah tersebut, dan Abu Ayyub sangat bergembira karena berkesempatan melayani Rasulullah yang mulia. Rumah Abu Ayyub ada dua lantai. Nabi memutuskan menginap di lantai bawah dengan maksud agar mudah menerima tamu dari para sahabat, sedangkan Abu Ayyub dan istri di lantai atas.

Abu Ayyub sebenarnya tidak nyaman dengan keputusan Nabi, di malam harinya dia tidak bisa tidur karena khawatir Nabi terganggu tidurnya karena ada debu-debu yang rontok dari lantai atas. Hingga suatu ketika tempat air Abu Ayyub di lantai atas pecah hingga membasahi lantai. Karena khawatir air jatuh ke lantai bawah dan mengenai Nabi, Abu Ayyub pun mengeringkan lantai basah itu dengan satu-satunya selimutnya. Sehingga dia dan istrinya kedinginan di malam hari, yang terpenting Nabi tidak terkena air.

Mereka pun melayani makan Nabi. Pada suatu malam mereka menghidangkan Nabi dengan makanan yang dibubuhi bawang. Namun, ternyata Nabi tidak memakan makanan tersebut karena Nabi selalu berdzikir dan khawatir aroma bawang mengganggu ibadahnya. Meski begitu, Rasulullah membolehkan umatnya untuk memakan bawang. Namun, Abu Ayyub sejak itu tidak menyukai makanan yang dia sukai bawang putih, karena ingin meneladani Nabi karena saking cintanya dia pada Nabi (halaman 10).

Di lain kisah sejarah mencatat cinta Ibnu Zubair kepada Nabi. Suatu hari Rasulullah Saw. selesai berbekam. Nabi menyuruh Ibnu Zubair membuang darah kotor yang dikeluarkan dari tubuh Nabi. Ibnu Zubair segera melakukan apa yang disuruh Nabi, namun dia cepat kembali kepada Nabi. Namun, ternyata dia tidak membuang darah kotor Nabi tersebut, melainkan meminum darah tersebut.

Mengetahui hal tersebut Nabi pun bersabda, “Barangsiapa yang di dalam tubuhnya mengalir darahku, tidak akan disentuh api neraka. Bagaimanapun kamu akan dibinasakan orang-orang dan orang-orang akan membinasakanmu.” Inilah bukti kecintaan Ibnu Zubair kepada Nabi, meski darah yang keluar dari berbekam adalah darah kotor. Ternyata, darah Nabi tersebut suci dan boleh diminum. Selain itu membuat Ibnu Zubair mati syahid.

Selain Ibnu Zubair, ada juga sahabat yang meminum darah Nabi yaitu Malik bin Sinan. Ketika perang Uhud, Rasulullah terluka. Dua mata rantai dari topi besi beliau menancap di wajah dan kepala beliau. Semua sahabat berusaha melepaskan mata rantai tersebut, Abu Bakar dan Abu Ubaida. Hingga beberapa gigi Abu Ubaidah patah.

Setelah mata rantai berhasil dicabut, darah Nabi mengalir deras dari bekasnya. Darah itu kemudian diisap oleh Malik bin Sinan. Ternyata, Malik tidak hanya mengisap tetapi juga menelan darah Rasulullah Saw (halaman 112). Nabi pun bersabda, “Barangsiapa bersatu antara darahku dan darahnya, maka api neraka tidak akan menyentuhnya.”

Begitulah beberapa kisah kecintaan para Sahabat kepada Rasulullah Saw. Sangat mengagumkan apa yang mereka lakukan, meski kadang harus berkorban banyak, dari harta hingga nyawa. Masya Allah. Tak pelak, buku ini layak dibaca oleh kaum Muslim, semoga dengan itu bisa meneladani jejak para sahabat dalam mencintai Nabi. Karena, sebaik-sebaik teladan setelah Nabi, adalah teladan dari para sahabat Nabi. Selamat membaca!

***Ohya, kalau mau mencari info tentang buku baru, resensi buku, quotes dan info kuis atau giveaway berhadiah buku, bisa gabung ke channel telegram yang saya kelola yang bernama Buka buku Buka Dunia : t.me/bukabukubukadunia