Jejak Sujud Pengelana Karya The Tiny Travelers

Cover Jejak Sujud Pengelana

Menelusuri Masjid Menakjubkan Di Indonesia

Judul                             : Jejak Sujud Pengelana

Penulis               : The Tiny Travelers

Penerbit                        : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit                 : Pertama, Desember 2016

Jumlah Halaman            : 80 halaman (Full Colour)

ISBN                           :  978-602-03-3078-5

Peresensi                      : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis SD Plus Al-Ishlah Bondowoso

Sebagai agama mayoritas di Indonesia, tentu saja ada banyak masjid yang didirikan di bumi pertiwi. The Tiny Travelers, pasangan penulis dan fotografer yang gemar berkelana pun mengunjungi 11 masjid yang menakjubkan. Hasil dari perjalanan mereka pun akhirnya dijadikan buku yang berjudul, Jejak Sujud Pengelana.

Kita tentu masih mengingat musibah besar yang dilanda Serambi Mekah, Aceh Darussalam. Ketika gempa berkekuatan besar dan kemudian disusul dengan air bah dari lautan yang menerjang dan merusak daratan atau yang biasa disebut tsunami. Manusia, hewan, kendaraan darat, rumah, dan bahkan kapal semua diterjang dan dibawa oleh derasnya air. Namun, mukjizat ilahi banyak masjid yang seakan kuat terpancang di tanah bak gunung. Sehingga menjadi tempat berlindung banyak orang. Salah satunya Masjid Raya Baiturrahman.

The Tiny Travelers pun mengunjungi masjid megah ini. Tidak sekedar  berkunjung, mereka pun menelusuri sejarah berdirinya. Ternyata, ada dua versi sejarah tentang pembangunan masjid Kesultanan Aceh ini. Versi pertama, masjid dinyatakan berdiri pada masa kejayaan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam 1612 M. Versi lainnya, masjid Baiturrahman ini dibangun oleh Sultan Alauddin Johan Mahmud Syah pada abad ke-13 (halaman 11).

Masjid ini menjadi banyak saksi sejarah negeri ini. Pertama, masjid ini pertama terbakar karena serangan Belanda, dan kemudian masjid dibangun lagi oleh Belanda pada tahun 1877. Disebutkan, bahwa proyek pembangunan kembali masjid ini adalah proyek termahal yang dilakukan oleh Belanda di bumi Aceh. Namun, meski begitu untuk waktu yang cukup lama rakyat masih tidak mau beribadah di sana, karena menganggap bahwa ini tipu daya Belanda untuk menarik simpati orang Aceh.

Selain itu, tentu saja Masjid ini menjadi bagian peristiwa besar yang saya sebutkan di awal tulisan, yaitu Tsunami. Masjid ini juga pernah menjadi pusat pendidikan layaknya perguruan tinggi, bahkan waktu itu yang terbaik di Asia Tenggara. Jika menilik keindahan masjid ini, memang sangat luar biasa. Beberapa kali renovasi, membuat masjid ini memiliki paduan India, Persia, Afrika Utara, Spanyol, Turki yang sangat indah.

Kubahnya seperti Taj Mahal, sementara ukiran dan konstruksinya mirip Istana Alhambra dan masjid-masjid di Cordoba. Maka tidak mengherankan jika Situs Hoffington Post memasukkan masjid ini dalam daftar 100 masjid paling mengagumkan di dunia dan Yahoo menggelarinya sebagai satu dari 10 masjid terindah di dunia.

The Tiny Travelers juga memasukkan Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al-Mashun sebagai 11 masjid yang menakjubkan. Sepertinya namanya masjid ini berada di ibu kota Sumatera Utara. Al-Mashun sendiri adalah bahsa Arab berarti yang dipelihara. Masjid ini berdiri atas gagasan Sultan Ma’mun Al-Rasyid Perkasa Alam (Kesultanan Deli), dan dibangun lebih mewah daripada istana Sultan sendiri, yaitu Istana Maimun.

Arsitek Masjid Raya Medan adalah orang Belanda yang bernama Van Erpdan Tingdeman, dibangun pertama kali 1906-1909. Meski begitu masjid ini memiliki berbagai gaya arsitektur. Kubah bersegi 8 simetris khas Timur Tengah dan beberapa ciri khas India juga Spanyol. Masjid ini bisa menampung sampai 1.500 jamaah. Uniknya, masjid ini dana pembangunannya dibantu oleh seorang Tionghoa bernama Tjong A Fie. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat itu betapa harmonis kerukunan antaragama (halaman 16).

Mungkin ada yang pernah tahu masjid di Indonesia yang juga ada payunng hidrolik raksasa seperti di Masjid Nabawi di Madinah. Ya, masjid yang ada di Jawa Tengah ini bernama Masjid Agung Jawa Tengah. Pertama kali dibangun pada tahun 2001-2006 oleh arsitek Ir. H. Ahmad Fanani (Pemenang Sayembara desain Masjid Agung Jawa Tengah 2001).

Masjid ini bisa menampung 6.000 jamaah di dalam masjid dan 10.000 jamaah di serambi masjid. Pemasangan tiang pancang pertama masjid yang megah ini dihadiri oleh beberapa negeri seperti Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan Mesir. Masjid ini sejak awal memang menarik perhatian dunia. Selain itu yang menjadi magnet adalah adanya Al-Qur’an raksasa buah karya H. Hayafuddin.

The Tiny Travelers juga menelusuri banyak masjid di Jawa lainnya dan Indonesia Timur. Seperti Masjid Cheng Ho yang ada di Surabaya dan Masjid Terapung yang ada di Makassar. Selain 11 masjid yang dikunjungi memang megah, teknik fotografi yang dipakai juga sangat elegan. Sehingga foto-foto berwarna dalam buku ini sangat indah untuk dinikmati. Selamat membaca!

*dimuat di Harian Singgalang 16 April 2017