Kisah-Kisah Romantis Rasulullah Karya Ahmad Rofi’ Usmani

cover kisah-kisah romantis Rasulullah.jpg

Petunjuk Pernikahan Dari Rasulullah

Judul                            : Kisah-Kisah Romantis Rasulullah

Penulis                          : Ahmad Rofi’ Usmani

Editor                           : Abu Mumtaza

Penerbit                       : Mizania

Tahun Terbit                : Pertama, Mei 2017

Jumlah Halaman          : 188 halaman

ISBN                           :  978-602-1337-34-9

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis SMKN 1 Tapen Bondowoso

Islam adalah agama universal yang mencakup seluruh kehidupan umatnya, mulai bangun tidur sampai tidur lagi, dari urusan ibadah hingga membersihkan diri saat BAB. Penikahan pun menjadi salah satu yang diperhatikan dalam Islam, ada tata cara dan teladan dari Rasulullah dan sahabat. Karena pernikahan adalah awal dari sebuah peradaban. Dari pernikahan akan lahir banyak generasi Muslim yang dengan itu Rasulullah akan semakin bangga, juga menjadi sarana halal yang menjaga diri dari dosa maksiat hati dan kemaluan.

Di tengah pergaulan pemuda dan pemudi yang cukup merisaukan, ada baiknya kita mendengar pesan Nabi. Rasulullah bersabda, “Wahai anak-anak muda! Barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, menikahlah! Ini karena sesungguhnya menikah dapat lebih memejamkan mata dan dapat memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu menikah, berpuasalah! Karena puasa dapat meredam nafsu seksual.” (halaman 61)

Selanjutnya ketika berniat menikah, dan ingin mencari belahan jiwa, maka dengarkanlah pesan Rasulullah, “Siapa yang mengawini seorang perempuan karena kemuliaannya, Allah tidak menambah baginya kecuali kehinaan. Siapa yang mengawininya karena hartanya, Allah tidak akan menambah untuknya kecuali kemiskinan. Siapa yang mengawininya karena kebangsawannya, Allah tidak akan menambah kepadanya kecuali kerendahan. Dan, siapa yang mengawini seorang perempuan dan dia tidak menghendaki perkawinan itu kecuali agar terpelihara pandangannya dan terbentengi kemaluannya, serta menghubungkan silaturrahminya. Allah akan memberkatinya melalui perempuan itu dan memberkati perempuan itu melalui dia.” (halaman 20)

Ada beberapa perempuan yang tidak boleh dinikahi. Pertama, saudara perempuan dari perempuan yang saat itu masih menjadi istri. Hal ini pernah terjadi saat Ummu Habibah binti Abu Sufyan yang menawarkan adik kandungnya untuk Rasulullah nikah, tetapi Rasulullah menolak dengan halus, karena itu dilarang (halaman 51).

Rasulullah juga melarang seseorang yang akan menikahi anak perempuan dari saudara sepersusuannya. Dalam sebuah riwayat, Ali ra. bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah mengapa Engkau tidak menyukai perempuan dari keluarga kami dan senang menikah dengan wanita Quraisy?” Lalu Ali ra pun menawarkan putri dari paman Rasulullah Saw., Hamzah ra. Tetapi Rasulullah menolak, karena Rasulullah dengan Hamzah menjadi saudara sepersusuan. Rasulullah Saw. pernah disusui oleh Halah binti Uhaib bin ‘Abd Manaf (halaman 56).

Rasulullah juga tidak membolehkan keluarga Nabi menjadikan dana zakat menjadi mahar. Istri Nabi yang pakar hukum Islam, ‘Aisyah binti Abu Bakar juga pernah membahas tentang ayat 3 surat An-Nisa, ketika ditanya oleh keponakanya, ‘Urwah bin Al-Zubair. Dia mengatakan bahwa ayat tersebut memerintahkan kepada para wali anak yatim untuk menikahi perempuan lain selain anak yatim yang berada di bawah perwaliannya, yang tidak bisa berlaku adil dan tidak bisa memberikan mahar yang lebih tinggi dari biasanya. Hal, ini dikarenakan kala itu banyak wali perempuan-perempuan yatim, hanya mau menikahi perempuan yatim di bawah perwaliannya yang memiliki harta banyak dan cantik, namun mereka hanya bisa memberi mahar yang sepadan dengan yang biasa diberikan oleh lelaki kala itu pada umumnya. Jika kedua itu tidak ada pada mereka, maka walinya tidak akan mau untuk menikahi (halaman 62).

Terkadang, rumput tetangga memang lebih hijau tidak hanya dalam artian ingin kita miliki atau kita iri dan dengki, tetapi juga ada keinginan untuk mengetahui lebih banyak dan mencampuri urusan mereka. Hal ini sangat tidak mencerminkan akhlak islami, dan bisa membuat konflik rumah tangga, meski yang ingin tahu adalah saudara atau bahkan orangtua/ mertua.

Suatu ketika ‘Umar bin Al-Khattab tidak suka jika istrinya mencampuri urusan orang lain, namun ternyata anaknya yang menikah dengan Rasulullah, Hafshah juga sering mengomentari perbuatan Rasulullah. ‘Umar pun mendatangi Hafshah dan marah. Hafshah mengatakan bahwa istri-istri Rasulullah Saw. sering mengomentari Rasulullah. Lalu ‘Umar pun bertanya kepada Ummu Salamah dengan pertanyaan yang sama. Namun, jawaban menohok yang ‘Umar dapatkan. “Wahai putra Al-Khattab! Engkau telah mencampuri pelbagai urusan. Lalu, engkau ingin pula mencampuri urusan antara Rasulullah Saw. dengan istri-istrinya?” Seketika itu ‘Umar tersadar (halaman 142).

Buku karya Kisah-Kisah Romantis Rasulullah adalah karya Ahmad Rofi’ Usmani, penulis yang banyak menulis tentang Sirah Nabi dan sejarah Islam ini memang sangat berisi, meski tiap judul cenderung padat dan singkat. Karenanya, pembaca akan langsung paham dan semoga mampu mengamalkan di dunia nyata. Selamat membaca dan mengamalkan isi buku ini!

*dimuat di Jateng Pos 14 Januari 2018

**Ingin memesan buku? Ke Toko Buku Hamdalah wa http://bit.ly/085335436775
gabung juga di grup
 di http://bit.ly/TokoBukuHamdalahWhatsApp

***Ohya, kalau mau mencari info tentang buku baru, resensi buku, quotes dan info kuis atau giveaway berhadiah buku, bisa gabung ke channel telegram yang saya kelola yang bernama Buka buku Buka Dunia : t.me/bukabukubukadunia