(37-Resensi Buku 2013- Eramadina.com 1 Juli 2013) Menjadi Skenografer Sukses

Judul : Menjadi Skenografer

Penulis : Citra Smara Dewi dan Fabianus Hiapianto Koesoemadinata

Penerbit : Metagraf (Tiga Serangkai)

Tahun Terbit : September 2012

Jumlah Halaman : 88 halaman

ISBN :  978-602-9212-48-8

 

Jika Anda pernah melihat sebuah acara teater, tidak jarang Anda terdecak kagum melihat ruang panggung yang artistik nan menawan. Tahukah Anda siapa yang membuat panggung menjadi demikian apik? Ya, skenografer adalah sebutan bagi mereka yang mendesain panggung teater menjadi menarik dilihat.  Bukan hanya teater, mereka juga mendesain panggung talkshow, konser musik, drama musikal, fashion show, dan ludruk yang hasilnya bisa kita lihat di televisi ataupun on the spot.

 

Sebuah pertunjukan tanpa sentuhan tata panggung yang menarik seperti sayur tanpa garam. Di situlah peran seorang skenografer dibutuhkan. Skenografer atau desainer tata artistik panggung merupakan salah satu cabang ilmu seni yang banyak orang kenal. Tidak sepopuler desainer grafis, interior, dan desainer fashion. Seperti profesi seni lainnya, skenografer sebenarnya memang berasal dari beberapa cabang disiplin ilmu seni, seperti seni rupa, arsitektur, seni fashion dan sebagainya.

 

Hadirnya buah karya dua pekerja seni sekaligus praktisi skenografi seperti Citra Smara Dewi dan Fabianus Hiapianto Koesoemadinata ini akan membimbing siapapun yang ingin menjadi skenografer langsung. Artinya, kita bisa mempelajarinya tanpa harus harus menjadi pekerja seni rupa dahulu dan lainnya. Memang sudah ada beberapa universitas yang memberikan pendidikan formal bagi siapa yang ingin menjadi pekerja seni artistik panggung.

 

Bab awal buku ini sekilas membahas sejarah skenografi. Sejarah profesi di bidang skenografi memang tak bisa lepas dari perjalanan seni pertunjukan tradisional di Indonesia. Menurut Jacob Sumardjo, perkembangan seni pertunjukan, khususnya teater modern Indonesia dibagi menjadi lima periode. Perintisan Teater Modern 1885-1925, masa Kebangkitan Teater Modern 1925-1941, masa Perkembangan Teater Modern 1942-1970, masa Teater Mutakhir 1970-an-1980-an, dan Teater Kontemporer (teater masa kini) 1980-an hingga sekarang.

 

Saat ini di Indonesia telah berkembang teater yang menekankan konsep drama dan musik, yang sering disebut drama musikal (hal. 11). Laskar Pelangi adalah drama musikal yang mengawali drama musikal dikenal banyak orang Indonesia sekaligus disukai banyak orang. Awalnya hanya diadakan di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM), drama musikal yang dibuat berdasarkan novel fenomenal Laskar Pelangi ini mampu menyedot banyak perhatian masyarakat. Drama musikal ini kemudian banyak diadakan di tempat seperti Taman Impian Jaya Ancol dan di kota-kota besar di luar Jakarta.

 

Bab 2 menjabarkan apa saja unsur-unsur yang ada dalam skenografi, seperti panggung yang menjadi unsur utamanya. Sementara pada bab ketiga, penulis menjelaskan bahwa berkarir menjadi skenografer sangatlah menjanjikan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjadi skenografer yaitu dengan pengalaman tersendiri baik pengalaman estetis ataupun pengalaman teknis. Kemudian pengalaman itu harus diperkaya agar menjadi skenografer andal dan profesional (hal. 50). Seperti masuk SMK yang sudah membuka prodi skenografi dan jika ingin meneruskan bisa perguruan tinggi yang ada pendidikan seni tersebut, misalnya Insitut Seni Jakarta.

 

Adapun pada bab terakhir, penulis memberikan contoh orang yang sukses menjadi pekerja seni skenografi. Salah satunya ialah Jay Subiakto. Dia mengawali karir menjadi fotografer dengan belajar secara otodidak. Kemudian, dia bekerja di beberapa stasiun televisi. Baru di tahun 2000-an dia mulai intens di dunia skenografi. Karya skenografinya yang fenomenal adalah drama musikal Laskar Pelangi.

 

Buku setebal 88 halaman ini bisa menjadi awal yang baik menjadi buku sakti bagi Anda yang ingin menjadi skenografer. Empat bab yang cukup lengkap tentang seluk beluk skenografi akan memudahkan sungguh akan memudahkan Anda. Selamat membaca.

 

 

Peresensi: Muhammad Rasyid Ridho (Mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi UMM)

 

*dimuat di http://eramadina.com/menjadi-skenografer-sukses/timthumb.php