Sejarah Isis & Illuminati

Antara Illuminati, Wahhabi dan ISIS

Judul                            : Sejarah Isis & Illuminati

cover sejarah isis dan illuminati
cover sejarah isis dan illuminati

Penulis                          : Ahmad Yanuana Samantho

Editor                           : Mehdy Zidane

Penerbit                       : Phoenix Press – Penerbit Ufuk

Tahun Terbit                : Pertama, Oktober 2014

Jumlah Halaman          : 372 halaman

ISBN                           :  978-602-7689-80-0

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta  Buku Booklicious.

Buku ini membahas tentang ISIS (Islamic State Irak and Suriah), yang menurut penulis- Ahmad Yanuana Samantho, berbahaya bagi Negara-negara di dunia, termasuk kedaulatan Negara Indonesia. Ada sembilan bab dalam buku ini, jika dirampingkan maka paling tidak ada tiga pembahasan. Pertama, tentang ISIS. Kedua, tentang             Illuminati dan terakhir membahas Wahhabi. Penulis menyatakan ketiganya, saling berkaitan.

Penulis percaya pada yang dikatakan Edward Snowden, seseorang yang kabarnya mantan pegawai Badan Keamanan Nasional (NSA)  Amerika Serikat yang menjadi buron tersebut. Snowden membocorkan rahasia NSA Amerika Serikat yang berkaitan tentang ISIS. Rahasia tersebut menyatakan bahwa ISIS dengan cita-cita Daulah Islamiyah adalah buatan tiga Negara yaitu Inggris, Amerika Serikat dan Israel (halaman 9).

Maka, tak lain adanya ISIS untuk memperkuat pengaruh dan kekuasaan AS dan kawan-kawan di kawasan Timur Tengah. Setelah bisa memporak-porandakan Afganistan, Irak, Libya, Mesir, maka dengan ISIS Amereka berharap bisa masuk ke Suriah dan Iran yang selama ini masih kuat pertahanannya.

Selain pengembangan kekuasaan, maksud adanya ISIS menurut dokumen rahasia NSA adalah strategi perang sarang lebah. Diharapkan dengan adanya ISIS, seluruh ekstremis yang ada di dunia bersatu dengan ISIS. Maka, dengan hadirnya semua ekstremis di daerah konflik, maka ini akan memudahkan Amerika Serikan dan kawan-kawan untuk membunuh para ekstremis tersebut. Jika dokumen ini adalah fakta, maka sungguh mencengangkan.

Pembahasan kedua buku ini tentang Illuminati. Dalam gerakan Illuminati ada seorang Dewi yang diagungkan, yaitu Dewi Isis. Isis adalah dewi dalam agama Mesir Kuno, yang menyebar dalam ibadah seluruh dunia Yunani-Romawi.  Dia dipuja sebagai ibu yang ideal, pelindung alam dan sihir.

Nama Isis berarti tahta. Hiasan pada kepalanya adalah singgasana. Sebagai personifikasi tahta, dia adalah perwujudan penting dari kekuasaan Firaun. Firaun digambarkan sebagai anaknya, yang duduk di atas takhta yang dia berikan. Tradisi pengkultusannya sangat populer di seluruh Mesir, dan dimulai pada masa pemerintahan Nectanebo (380-362 SM), di pulau Philae di Mesir Atas (halaman 14). Hingga kemudian diteruskan oleh gerakan Illuminati, yang menjadikan Dewi ISIS sebagai dewa pemujaan.

Penulis tertarik dengan persamaan akronim ISIS dan Dewi Isis. Penulis tidak yakin bahwa ini kebetulan belaka. Karena, cara-cara ISIS yang brutal dan keji menurut penulis adalah sebuah upaya gerakan Illuminati agar mendapat kekuatan spiritual dari yang dibunuh. Teori ini adalah pengorbanan manusia atau hewan yang dilakukan oleh setan sepanjang sejarah. Maka, semakin banyak ISIS membunuh, maka akan semakin naik pula derajat mereka. Begitu pula akronim ISIS bukan kebetulan belaka, tetapi lebih pada pengakuan mereka akan simbol-simbol Illuminati (halaman 16).

Terakhir, penulis membahas tentang gerakan Wahhabisme. Penulis menganggap bahwa gerakan Wahhabi yang terkenal puritan (ingin memurnikan ajaran Islam) adalah bentukan Inggris. Sebagaimana penulis mengamini apa yang dikatakan oleh Mr. Hempher. Mr. Hempher adalah agen Inggris yang mengaku masuk Islam dan membantu Muhammad bin Abdul Wahhab untuk menjadi Imam gerakan Wahhabi. Maka, tak heran gerakan ini selalu mengafirkan muslim yang tidak sependapat dengannya, bahkan sampai membunuh banyak muslim karena perbedaan furuiyyah.

Inggris menunggangi Wahhabi agar bersama rezim Bani Saud menjatuhkan kekhalifahan Ottoman. Bahkan dicantumkan juga dalam buku ini dokumen yang disebut sebagai persetujuan Raja Abdul Aziz terhadap keinginan Inggris membuat Negara Yahudi di Palestina. Sehingga setelah kekhalifahan Ottoman kalah , keinginan Inggris untuk menguasai Palestina pun tercapai (halaman 59).

Wahhabi zaman sekarang menurut penulis, di Indonesia adalah gerakan Salafi. Dengan visi-misi yang sama dengan Wahhabi, mereka memiliki website, televisi dan radio. Tetapi anehnya, lambang radio mereka menurut penulis kental dengan Illuminati. Seperti juga banyak terjadi di Saudia Arabia, banyak simbol-simbol Illuminati yang dipakai seperti di lambang kepolisian dan juga bangunan yang berbentuk jangka Freemason (halaman 254).

Maka, penulis berkeyakinan bahwa ada kaitan erat antara Illuminati, Wahhabi dan ISIS. Illuminati membuat Wahhabi, dan dari gerakan antitoleransi dan keras kepada sesama muslim Wahhabi lahirlah ISIS yang brutal dan keji. Dalam buku ini penulis banyak mencantumkan tulisan-tulisan di blog atau website Islam yang pembahasannya memperkuat misi penulis. Meski itu sebagai kekurangan karena sumber yang kurang Ilmiah, wacana dalam buku ini tetap memungkinkan untuk dikaji. Agar akan semakin jelas kontraversi ISIS. Selamat membaca!

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

* resensi ini pernah dimuat di rubrik budaya Harian Rakyat Sumbar (Jawa Pos Grup) Sabtu, 9 Mei 2015