Blogtour & Giveaway Serpihan Inspirasi karya Salim Darmadi

Judul                            : Serpihan Inspirasi IMG_3797

Penulis                          : Salim Darmadi

Penerbit                       : Elex Media Komputindo

Tahun Terbit                : Pertama, 2016

Jumlah Halaman          : 226 halaman

ISBN                           :  978-602-02-8316-6

Tidak salah jika dikatakan, bahwa inspirasi dan hikmah berserakan di alam semesta, hanya saja memerlukan kemampuan dan kemauan untuk mengumpulkan yang terserak. Hanya dengan kemampuan dan kemauan mengumpulkan yang terserak dan membagikannya melalui tulisan, maka akan menjadi hikmah yang tidak hanya menginspirasi diri sendiri tetapi juga orang lain.

Seperti yang dilakukan Salim Darmadi dalam bukunya yang berjudul, Serpihan Inspirasi. Dia mengumpulkan dan menuliskan berbagai pengalamannya selama kurang lebih dua tahun menjadi mahasiswa di Universitas Queensland di Australia. Sebagaimana kisah diaspora lainnya, kisah Salim layak dibaca karena penuh hikmah dan inspirasi.

Buku ini terdiri dari 6 bab selain prolog dan epilog. Keseluruhan kisahnya, adalah kisah nyata, yang dihimpun dan direnungkan oleh Salim. Dalam bab pertama tentang Kerja Keras dan Pengorbanan, diawali dengan kisah perjuangan Salim mencari akomodasi yang permanen yang ternyata cukup menguras tenaga dan mental.

Jika dibandingkan dengan yang lainnya, bisa dibilang Salim cukup lancar dan mudah dalam mendapatkan beasiswa dari institusi pemerintah yang menyekolahkan dia melanjutkan pendidikan di Universitas Queensland. Dikisahkan, ada kakak tingkatnya sesama dari Indonesia, salah satunya Arfan harus gagal berkali-kali dalam mengikuti ujian International English Language Testing Sytem (IELTS) dan kemudian lulus di kali keenam. Sedangkan, Salim cukup sekali mengikuti ujian namun langsung lulus (halaman 24). Padahal untuk mengikuti EILTS di Indonesia cukup mahal, namun Arfan tidak patah semangat dan bisa lulus hingga melanjutkan program master di UQ.

Ternyata kelancaran dan kemudahan Salim juga harus diiringi dengan perjuangan lain dalam menghadapi kesusahan dan kelelahan. Salah satunya dalam mencari akomodasi permanen. Dia dan teman-temannya harus sering mencari rumah atau flat yang disewakan. Setelah menemukan yang cocok, dia akan membuat janji bertemu dengan agen atau pemilik properti untuk melihat flat secara langsung. Jika memang sudah cocok, maka dia akan mengisi formulir aplikasi pengajuan penyewaan. Nah, dalam hal ini tidak mudah karena bisa jadi harus bersaing dengan mahasiswa lain yang memiliki finansial lebih, sedangkan Salim dan teman-temannya hanya mengandalkan uang beasiswa (halaman 4). Namun, perjuangan mencari akomodasi ternyata selesai dan Salim beserta ketiga temannya merasa lega, karena sudah bisa pamit kepada pemberi tumpangan kepada mereka dalam seminggu lebih.

Berada di negeri orang Salim berusaha beradaptasi sebaik mungkin dan berusaha untuk berteman dengan siapa saja. Salim juga memahami bahwa ternyata persoalan kemanusiaan seperti Palestina tidak hanya perhatian Umat Islam, tetapi ras berkulit putih seperti Australia dan berbeda agama juga ada yang peduli.

Hal ini dia renungkan ketika mendapatkan mahasiswi yang memakai kafiyeh khas perjuangan Palestina di sudut Campbell Place, salah satu titik yang paling ramai di UQ. Mahasiswi asli Australia ini menyapa ramah dan mengajak berbincang kepada setiap orang yang melewatinya. Mahasiswi tersebut memegang kertas yang bertuliskan “Student for Palestine.” Ternyata dia adalah anggota sebuah perkumpulan non-formal dari berbagai universitas di Australia yang turut mendukung perjuangan bangsa Palestina (halaman 81).

Dalam buku ini Salim juga menginstropeksi diri sendiri yang semoga menginsafi pembaca warga Indonesia khususnya dalam bab Inspirasi untuk Kemajuan. Dalam bab ini Salim berbicara tentang integritas yang sangat mengakar di masyarakat Australia. Meski memang, beberapa budaya Australia sangat berbeda mencolok dengan budaya timur, namun soal integritas benar-benar sangat mempengaruhi peradaban mereka.

Salah satu kisah, Salim dan rekan-rekannya mengunjungi kios buah dan sayur yang dimiliki oleh petani di kawasan Springbrook National Park, di bagian tenggara Queensland. Kios itu tanpa penjaga, pembeli tinggal mengambil sendiri buah dan sayuran yang ingin dibeli dan membayar sesuai harga ke dalam kotak uang yang disediakan di sudut kios. Di tempat lain, di sebuah swalayan Salim tidak perlu menitipkan tas atau jaketnya agar tidak ada barang yang hilang dicuri. Begitu juga di perpustakaan, Salim dibolehkan membawa tas dan buku-buku milik dia sendiri, tanpa harus takut ada buku yang hilang (halaman 165).

Selain itu, dalam buku ini Salim juga mengisahkan bagaimana Ramadhan dan Idhul Fitri di tanah rantau, dan  kisah-kisah menarik lainnya. Sebuah buku yang menurut saya, ditulis dengan sederhana, mengalir mudah dipahami namun sangat berlimpah makna. Jujur, saya yang belakangan ini kambuh-kambuhan sakit gigi yang membuat kepala pusing, namun saya memaksa membaca dan mampu menikmati dan merenungi kisah Mas Salim. Bahkan tidak jarang, saya menangis karena merasa tertampar. Sebuah buku yang layak dibaca banyak orang!

Ada beberapa kutipan menarik dalam buku ini:

  1. Tatkala Allah menghadirkan di depan saya setumpuk masalah, justru di situlah ketegaran dan semangat juang diuji. (halaman xxv)
  2. Kemauan untuk berletih-letih bekerja merefleksikan pengharapan untuk masa depan yang lebih baik, ketika mimpi berhasil direalisasikan (halaman 11)
  3. Bukankah kita tidak boleh berhenti bermimpi? Bukankah mimpi yang tak diiringi usaha akan selamanya menjadi mimpi? (halaman 16)
  4. Kegiatan belajar-mengajar di sekolah dasar di negeri Kanguru terbilang jauh lebih santai dibandingkan di tanah air. Para siswa hanya dibebani sedikit mata pelajaran, dan sebagian jam sekolah dihabiskan dengan bermain, berolahraga dan mengembangkan bakat (halaman 19)
  5. Para pengejar mimpi sejati selalu memiliki sumbu yang panjang. Motivasi yang tidak pudar, etos kerja yang tak lekang dimakan waktu, semangat yang tidak terpatahkan, juga doa yang tak putus (halaman 26)
  6. Ia jelas bukan orang Arab, bukan bangsa Palestina, bukan muslim, dan tumbuh besar di tengah peradaban Barat. Namun, kepeduliannya terhadap negeri yang masih tertindas itu justru demikian besarnya (halaman 82)
  7. Manakala passion itu digeluti, akan menghasilkan produk andalan yang bisa memberikan nilai tambah bagi si empunya, bahkan membantu orang-orang yang membutuhkan (halaman 87)
  8. “Temukan renjanamu, lakukan pekerjaanmu dengan kecintaan, dan tebar manfaat untuk sesamamu!” (halaman 87)
  9. Ketika dihadapkan pada ujian, yang harus saya lakukan adalah memupuk stok kesabaran yang berlipat, sembari terus melakukan ikhtiar untuk mencari jalan keluar (halaman 128)
  10. “Peliharalah selalu rasa rindu untuk pulang, peliharalah selalu rasa rindumu kepada Bapak dan Ibu…” (halaman 134)
  11. Justru karena sudah lama di Australia, saya semakin cinta masakan Indonesia (halaman 149)
  12. Harus diakui mereka mempunyai satu karakter nyata yang justru menjadi sesuatu yang kadang terasa mahal di Negeri Zamrud Khatulistiwa kita: Integritas! (halaman 167)
  13. Sudahkah olahraga menjadi gaya hidup saya? (halaman 171)
  14. Melihat kesungguhan dan keseriusan Australia dan bangsa-bangsa Barat lainnya dalam mengelola pendidikan tinggi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, saya menjadi maklum bahwa kini merekalah yang tampil menjadi juara dalam dunia internasional (halaman 174)

Pengin baca buku ini? Yang ingin memiliki kesempatan untuk dapatkan buku keren ini secara gratis, simak-simak persyaratannya baik-baik ya!

  1. Memiliki alamat (rumah) di Indonesia. Nah, WNI yang domisili lagi di luar negeri boleh ikut kok, asal ada alamat di Indonesia.
  2.  Follow twitter @muhrasyidridho, @SalimDarmadi
  3. Follow blog ini, bisa via email, wordpress atau bloglovin.
  4. Sebarkan link Giveaway ini di semua media sosialmu. Khusus di twitter, mention @muhrasyidridho hashtag #SerpihanInspirasi
  5. Jawab pertanyaan di kolom komentar dengan nama, twitter dan kota tinggal, cukup sekali saja. Pertanyaannya adalaah: Ceritakan kisah pengalaman ramadhanmu yang inspiratif ya 🙂
  6. Setelah selesai menjawab, segera tweet, “Saya sudah ikutan GA #SerpihanInspirasi yang lain ikutan!” dengan mention @muhrasyidridho & @SalimDarmadi                                                                                                                                                 Giveaway ini diadakan mulai tanggal 6 Juni-12 Juni jam 12 malam.  Cukup lama kan? pemenang akan dipilih dari jawabannya ya, jadi jawablah sesuai prosedur, sebaik mungkin (unik, lain daripada yang lain),akan ada 3 pemenang yang akan mendapat buku keren ini. Jangan lupa berdoa ya!:)
    Blog Tour & Giveaway

Saya ucapkan terima kasih yang banyak kepada para Sahabat Pecinta Buku yang sudah ikutan GA Serpihan Inspirasi ini. Jawabannya asyik-asyik dan semua saya suka, bikin saya bingung siapa yang jadi pemenang 😀

Terima kasih sekali lagi yang banyak ya bagi semua peserta GA, maaf saya harus memilih salah tiga dari kalian menjadi pemenang.

Dengan berbagai pertimbangan, saya memilih yang menurut saya paling  dan inilah satu peserta GA Serpihan Inspirasi yang beruntung :

andthewinneris

Dika | @ParamudikaH | Padang

Aulia/ @nunaalia/ Serang

Daisy S/ @Daisy_skys/ Semarang

Selamat bagi pemenang silakan kirim email ke penulispembelajar@gmail.com dengan subjek Pemenang GA Serpihan Inspirasi. Di tubuh email tulis nama lengkap, alamat lengkap dan no hape ya. Semoga buku segera sampai dengan selamat dan kamu nggak bosan untuk membaca dan mampir ke blog ini 🙂

Bagi yang belum menang, jangan bersedih hati,  masih ada blogtour Serpihan Inspirasi di Blog Rizky http://rizkymirgawati.blogspot.co.id/2016/06/blog-tour-serpihan-inspirasi-giveaway.html

:)