The Amazing Family Karya Najla Nurdiany P.

cover kkpkthe-amazing-family

Bersyukur Memiliki Keluarga

Judul                            : The Amazing Family

Penulis                          : Najla Nudiany P.

Editor                           : Vicky Larasita dan Hendra Wibawa

Penerbit                       : Dar! Mizan

Tahun Terbit                : Pertama, Januari 2019

Jumlah Halaman          : 80 halaman

ISBN                           :  978-602-420-737-3

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis SD Plus Al-Ishlah Bondowoso

Masih memiliki keluarga adalah anugerah terindah. Kehilangan mereka adalah satu hal yang menyakitkan. Membuat pikiran dan hati tidak terkontrol, pun demikian tubuh pun menjadi sakit pula. Banyak orang-orang yang sudah tidak hidup bersama keluarganya, seperti kehilangan karena meninggal seperti di daerah yang dijajah seperti Palestina, atau seorang anak yang dibuang di tempat sampah oleh ibu dan bapaknya.

Mendengar kata keluarga, ayah, ibu dan sebagainya seharusnya menghadirkan kebahagiaan, tetapi sebaliknya bagi mereka tidak. Bahkan, mungkin mereka menyalahkan takdir dan Tuhan, karena apa yang mereka alami. Sedangkan, banyak masih memiliki keluarga dan orangtua malah tidak bersyukur.

Setiap kehidupan, bagaimana pun keadaannya seharusnya selalu melahirkan syukur. Karena, Allah masih memberikan napas dan kesempatan yang bisa digunakan untuk melakukan kebaikan demi kebaikan. Seperti Ratih, tokoh dalam buku karya Najla Nurdiany yang berjudul The Amazing Family.

Diceritakan Ratih suka sekali menulis catatan harian. Di sana dia menulis tentang kisah seharian yang senang ataupun menyedihkan. Dia bercerita tentang keluarganya yang harmonis. Tidak hanya keluarganya saja, tetapi juga dengan keluarga om dan tantenya mereka akrab. Sehingga, suatu ketika mereka sepakat akan liburan bareng ke kebun binatang.

Selain itu mereka juga ke waterpark. Anak-anak kecil sepakat menamai kelompok mereka bernama A-Five. Mereka adalah Rizki, Ramadhan, Ratih, Faiz dan Fatimah (halaman 40). Mereka semua menikmati liburan bersama tersebut dan sama-sama merasakan bahagia. Bahkan, demi menjaga hubungan dan kekompakan, mereka pun membuat grup whatsapp.

Suatu ketika Ratih dirisak oleh salah temannya di sekolah. Dia bernama Kira. Kira memang terkenal sering merundung teman-temannya. Ratih dibawakan dua potong sosis sebagai bekal dimakan dengan nasi. Ketika bel istirahat, Ratih pun memakan bekal tersebut. Belum memakan, tetapi Rifa sudah mengambil salah satu sosis.

Ratih sudah mengatakan bahwa bekal dia cuma dua, sayangnya Rifa tidak merespon dan memakan sosis milih Ratih. Ratih pun menangis dan mengancam Rifa. Namun, Rifa tidak takut. Ratih pun menceritakan kisah sedihnya kepada Mama. Mama pun tidak ingin Ratih membalas dendam.

Mama menjelaskan bahwa Rifa bisa jadi iri kepada Ratih. Karenanya, jangan dibalas dan jangan sampai perbuatan jelek Rifa malam menghilangkan kedamaian di hati dia. Ratih sangat bersyukur memiliki Mama yang mau mendengarkan curhat dan selalu memberikan nasihat yang menenangkan (halaman 51).

Ratih pun belajar bersyukur atas semua nikmat keluarga yang dia miliki. Dia pun tidak mau mengeluh dan menangis, karena masih banyak yang lebih menderita selain dia. Novel tidak hanya menghibur dengan kisah khas anak-anak, tetapi juga memberikan banyak inspiras dan hikmah seperti yang disebutkan di atas. Selamat membaca.

*dimuat di Harian Singgalang 10 Maret  2019

**Ingin memesan buku? Ke Toko Buku Hamdalah wa http://bit.ly/085335436775
gabung juga di grup
 di http://bit.ly/TokoBukuHamdalahWhatsApp

***Ohya, kalau mau mencari info tentang buku baru, resensi buku, quotes dan info kuis atau giveaway berhadiah buku, bisa gabung ke channel telegram yang saya kelola yang bernama Buka buku Buka Dunia : t.me/bukabukubukadunia