Home

cover_Home-divapress-web
cover home

Urgensi Komunikasi Dalam Keluarga

Judul                            : Home

Penulis                          : Ifa Avianty

Penerbit                       :Diva Press

Tahun Terbit                : September, 2013

Jumlah Halaman          : 388 halaman

ISBN                           :  978-602-255-3007

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Koordinator Klub Buku Booklicious, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

            Komunikasi adalah suatu proses atau kegiatan menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi menjadi hal urgen, bagi kehidupan manusia. Bahkan ada yang bilang komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia layaknya, manusia butuh akan bernafas.

            Tidak terkecuali dalam keluarga, komunikasi pun menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia di mana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya (Kurniadi, 2001: 271). Maka, seharusnya komunikasi dalam sebuah keluarga harus dibina, agar terjadi ikatan yang dalam dan saling membutuhkan sesama anggota keluarga.

            Dalam sebuah teori Rae Sedwig (1985), komunikasi adalah suatu penggorganisasian yang menggunakan kata-kat, sikap tubuh (gesture), intonasi suara, tindakan untuk menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi pengertian.

            Lalu bagaimana jika dalam sebuah keluarga terjadi komunikasi yang kurang baik? Maka, yang terjadi adalah kurang keharmonisan dan kehatangan dalam keluarga tersebut. Bahkan cenderung kaku, karena anggota keluarga di dalamnya hanya beriteraksi seperlunya, bahkan bisa jadi tak ada interaksi sama sekali. Selain itu, akan timbul permasalahan lain yakni kesalahpahaman antar anggota keluarga karena saling tertutup.

            Begitulah gambaran sebuah novel yang ditulis oleh Ifa Avianty, Home. Di awali dengan rencana Kurt yang seorang diplomat senior sejak zaman Orde Lama akan menjual rumah yang biasa menjadi tempat berkumpul keluarga besar. Dia beralasan rumah ini terlalu besar untuk dia dan Bea istrinya tempati. Belum lagi bayar pajak tiap tahunnya. Mendengar alasan itu, adik-adik iparnya semua menyetujui saja, mau gimana lagi.

Kurt memiliki enam anak laki-laki. Namun, karena sudah berkeluarga dan bekerja, enam anak Kurt sudah mandiri dan tidak bertempat tinggal di rumah besar. Dari keenam anaknya, tidak ada satu pun yang menyempatkan diri datang menengoknya atau sekedar menelpon bertanya kabar dia dan istrinya. Hanya satu orang yang masih sering datang ke rumah keluarga besar atau menelpon yaitu menantunya istri Wisnu anak pertama, Truly.

Truly merasa ada yang janggal dengan niat mertuanya akan menjual rumah berkumpulnya keluarga besar tersebut. Dia mencoba mengorek apa yang sebenarnya terjadi di keluarga suaminya itu. Termasuk mencari cara, agar rumah keluarga besar tidak dijual, dengan kecakapan dan karakternya yang riang dan gampang akrab.

Hal ini terjadi karena kesalahan komunikasi yang terjadi dalam keluarga Kurt. Kurt terlalu kaku dalam mendidik anak-anaknya. Dia tidak memberi kesempatan anak-anaknya berbicara atau sekedar berpendapat. Akhirnya, ada kecanggungan antara dia dan anak-anaknya. Terlebih lagi, di mata Wisnu ayahnya hanya pandai menyuruh namun ternyata sering melakukan kesalahan. Satu yang membekas luka pada Wisnu, yakni kabar Papanya selingkuh.

Kabar tersebut semakin membuat Wisnu canggung bahkan seperti membenci Papanya. Sebagai korban ulah selingkuh papanya, mamanya sampai menderita penyakit jiwa yang disebut, Major Depression Disorder. Gangguan depresi sedang (halaman 331). Sebenarnya, gangguan ini bisa cepat sembuh, namun karena Bea menolak terlebih dahulu bahwa dia ‘sakit jiwa’, akhirnya gangguan tersebut menjadi lebih lama sembuhnya. Namun, karena kegigihan dan perjuangan Kurt menemani dan menyemangati Bea dengan hypnoterapi, akhirnya Bea bisa sembuh.

Cerita luka ini juga menjadi kenangan di benak Kurt, tak pelak sebenarnya kenangan buruk inilah yang menjadi alasan utama kenapa rumah keluarga besar itu akan dia jual. Apakah Truly, bisa mengorek informasi yang dibutuhkannya? Apakah kecanggungan keluarga Kurt dan Bea akan selesai? Dan apakah rumah keluarga besar akan jadi dijual? Semua akan terjawab dalam novel setebal 388 ini.

Diawal sekilas novel ini mirip dengan novel Ifa Avianty yang sebelumnya, Simply Love. Ternyata, novel ini konfliknya tidak hanya  pada keluarga muda seperti Simply Love, tetapi di rumah tangga yang sudah tua konflik besarnya. Masih seperti novel Ifa yang lainnya, bahasa yang ringan, mengalir, kocak dan bertaburan lagu-lagu lama di dalamnya. Dengan membaca novel ini, setidaknya pembaca akan belajar berkomunikasi yang baik, terutama dengan keluarga. Sayang, novel bagus penuh hikmah ini sedikit tercoreng karena kesalahan penulisan nama penulis menjadi, Iva Avianty. Saya rekomendasikan novel keren ini untuk menemani akhir pekan Anda.

gambar diambil dari sini

(18-Dimuat di indoleader.com 17 Februari 2014)