Reclaim Your Heart (Rebut Kembali Hatimu)

Hanya Allah Dalam Hati

cover Reclaim Your Heart
cover Reclaim Your Heart

Judul                            : Reclaim Your Heart (Rebut Kembali Hatimu)

Penulis                          : Yasmin Mogahed

Penerjemah                   : Nadya Andwiani

Editor                          : Moh. Sidik Nugraha

Penerbit                       : Penerbit Zaman

Tahun Terbit                : Pertama, Desember 2014

Jumlah Halaman          : 297 halaman

ISBN                           :  978-602-1687-38-3

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta Buku Booklicious Malang

“Seperti bejana apa pun, hati harus dikosongkan sebelum diisi. Kita tak pernah bisa berharap untuk mengisi hati dengan Tuhan selama hati tersebut dipenuhi banyak hal selain-Nya.” (halaman 51)

Yasmin Mogahed, dalam bukunya Reclaim Your Heart mengibaratkan hati seperti bejana. Jika bejana ingin diisi, maka bejana tersebut harus dikosongkan. Baru setelah itu, bejana bisa diisi lagi. Jika Anda ingin mengisi hati dengan Allah, maka segala isi hati harus ditumpahkan dulu.

Jika hati Anda berisi dengan kehidupan duniawi, makanan, hiburan, dan kesenangan-kesenangan lainnya, maka Tuhan tidak akan masuk ke hati Anda. Kosongkan terlebih dahulu hati, maka Allah pun akan mengisi. Jika hati diisi oleh Tuhan, maka kehidupan akan terasa lebih baik terasa. Karena perasaan yang dimiliki bukan lagi takut kehilangan dunia, tetapi yakin bahwa hidup Anda bersama Tuhan maka akan senantiasa dalam penjagaan-Nya.

Namun, mengosongkan bejana atau hati dari selain Allah bukanlah perkara yang mudah. Karena, perkara ini adalah perjuangan terbesar dalam kehidupan di dunia. Perjuangan ini adalah inti dari ajaran tauhid (monoteisme). Seperti yang tercantum dalam rukun Islam, yang berarti pemisahan kita dengan nafsu dunia.

Dalam syahadat kita mengakui secara verbal dan dilakukan dengan amal nyata bahwa Allah adalah satu-satunya objek penyembahan, pengabdian, cinta, rasa takut, dan pengharapan. Dengan begitu maka pemisahan dengan dunia akan tercapai. Dengan shaum kita akan dipaksa untuk melepaskan diri dari kebutuhan fisik, keinginan dan kesenangan kita. Maka dengan hal tersebut, rohani akan lebih tertata.

Dalam shalat lima kali sehari bermaksud agar menarik diri dari dunia, fokus pada Sang Pencipta sebagai tujuan utama. Dengan  zakat, kita berarti memisahkan diri dari uang dengan menyerahkannya demi mendapatkan ridho Allah. Dengan begitu, kita dipaksa untuk melepas ikatan kekayaan. Dan dengan berhaji kita memisahkan diri dari kehidupan dunia yang lebih komprehensif dan paling mendalam. Karena meninggalkan rumah, keluarga, mobil kesayangan, piaraan, dan lainnya bahkan di Tanah Suci tidur di dalam tenda.

Selain rukun Islam, pemisahan juga melalui pakaian (trend). Seperti dengan berjanggut, mengenakan hijab, peci. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Sesungguhnya Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya. Maka, beruntunglah orang-orang yang asing,” (HR Muslim).

Dengan menjadi asing terhadap dunia, maka ketertarikan padanya akan hilang. Namun, ini bukan berarti kita tidak boleh menikmati dunia dan bekerja selama di dunia. Sebagaimana perkataan Sahabat Ali Ra, “Zuhud bukan berarti kamu tidak boleh memiliki sesuatu, melainkan tidak ada sesuatu pun yang boleh memilikimu.”

Maksud perkataan Sahabat Ali Ra tersebut adalah kita tetap boleh bekerja dan memiliki sesuatu, tetapi kita tidak membolehkan apa yang kita miliki menjadi ‘pemilik’ hidup, hati dan pikiran kita. Itulah zuhud. Jika kelak apa yang kita miliki itu hilang, hangus atau ada yang mengambil maka kita tidak akan merasa sakit. Jika ada berharga yang menjadi pemilik hati kita dan benda berharga rusak misalnya, maka sakit di hati akan tumbuh. Itulah bedanya.

Karenanya, seperti yang dikatakan oleh Yasmin bahwa hati adalah buku yang terbuka. Jangan sampai salah mengisi hati, karena mengisi hati dengan Allah sudah cukup. Sangat cukup. Tidak akan ada kesedihan yang melingkupi hari kita. Karena Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Sebagai akhir, saya tuliskan quote yang menyentuh hati dari Yasmin.

“Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Allah akan menggantikannya denga yang lebih baik bagimu. (halaman 35)”