Blogtour & Giveaway 17.17 karya Sheva

Judul                            : 17.17     IMG_2662

Penulis                          : Sheva

Editor                           : Septi Ws

Penerbit                       : Grasindo

Tahun Terbit                : Pertama, Maret 2016

Jumlah Halaman          : 190 halaman

ISBN                           :  978-602-375-377-2

Raka Bharata adalah pemuda yang suka menabuh drum, bahkan menjadi drummer adalah cita-citanya. Sekarang bisa dibilang dia sudah mahir, sehingga ada dua adik dari temennya yang les nge-drum kepadanya. Setelah lulus kuliah, dia bekerja di sebuah perusahaan sebagai graphic desainer. Namun, entah karena apa dia kurang menikmati pekerjaan yang sudah dia miliki, dia sering telat datang kantor, sering telat dalam mengerjakan desain pesanan dan lain-lain. Sehingga, dia dipecat oleh pimpinan perusahaan. Akhirnya, kali ini dia pengin mencoba menjadi karyawan sebuah perusahaan lain setelah beberapa lama menganggur, meski ada pemasukan dari menjadi guru les nge-drum.

Sara Kartikaning adalah pemudi yang ketika sekolah seringkali tidak bisa mengerjakan soal-soal matematika. Sehingga banyak waktu yang dia habiskan hanya untuk berlatih soal-soal matematika. Karena keseringan mengerjakan soal-soal matematika, Om Randu (Om Sara) mengatakan Sara sampai lupa untuk merancang hidupnya akan menjadi apa, Sara sampai lupa untuk mencari cita-cita yang dia harapkan. Akhirnya dia terpikir untuk menjadi seorang florist, namun sebagai jalan mencari modal dia kuliah bisnis. Setelah lulus baru dia mencari pekerjaan di sebuah perusahaan dan mengumpulkan modal untuk membuat toko yang menjual bunga-bunga.

Mereka berdua bertemu di sebuah perusahaan yang sedang mengadakan proses seleksi karyawan baru. Tujuan mereka berdua sama, sebagai pelamar di posisi bussiness deveploment executive. Namun, apa yang terjadi mereka seakan janjian untuk menyerah di proses seleksi karyawan baru tersebut.

Sara pulang sebelum mengikuti tes pertama, ujian psikotes. Ujian ini adalah yang paling Sara benci, karena menurut dia sangat tidak masuk akal ujian untuk mengetahui kepribadian seorang pelamar dengan ujian mengisi soal-soal aneh. Sebenarnya dengan wawancara yang mendalam sudah cukup, pikirnya. Karena dia sudah dua kali tidak lolos di ujian psikotes, kali ini dia tidak meloloskan diri dan langsung keluar dari perusahaan menuju McDonald’s.

Tak lama setelah Sara menikmati kelezatan paket yang dia pesan, Raka datang juga ke McDonald’s menerobos hujan yang cukup deras. Setelah Raka memesan sesuatu, melihat perempuan yang tadi tidak jadi mengikuti ujian, dia menghampiri dan duduk di kursi depan Sara tanpa persetujuan terlebih dahulu.

Mereka pun berkenalan, bercerita segala macam dimulai dari alasan mengapa keluar terlebih dulu dan mengapa cepat sekali mengikuti ujian, sampai berbicara tentang impian masing-masing, kenangan dan pengalaman selama ini. Sambil menunggu hujan reda, obrolan mereka berdua samakin seru dan akrab. Hingga jam menunjukkan 17.17 hujan tidak reda juga hingga Raka berkata, “jalan pulang hari ini pasti juga bakalan panjang dan berputar-putar….”

17.17 adalah novel karya Sheva (namanya mirip sapaan akrab bintang sepak bola favorit saya lho) yang pertama kali saya baca. Bahasanya renyah, alurnya mengalir dengan asyik, meski saya sempat bosan di salah satu bab. Karena memang, novel ini hanya menceritakan pertemuan dua orang anak manusia dan melakukan perkenalan dari awal novel ini hingga akhir novel ini. Sekitar 12 jam pertemuan yang membuat mereka seakan tidak mau waktu berjalan cepat atau tidak mau berpisah segera. Maka, bagi pembaca buku yang suka adegan cepat, dia akan merasa bosan di beberapa bab novel ini.

Namun, meski begitu novel ini punya kekuatan yang mampu mengajak pembaca untuk penasaran dengan cerita berikutnya. Bagaimana ya kisah selanjutnya? mungkin juga akan ada pertanyaan dalam diri soal gimana ya endingnya? Selain itu, Novel ini memakai sudut pandang orang pertama, tiap tokoh (Raka dan Sara) bergantian menjadi narator. Pilihan sudut pandang yang cukup sulit, jika tidak bisa membedakan gaya bahasa antara keduanya rasanya akan kurang bahkan hambar. Namun, Sheva bisa menulis ini dengan baik, jempol! Tak kalah menariknya, aroma hujan, kenangan dan musik dalam novel ini cukup kental. Bercampur dengan cita-cita, impian dan harapan di masa depan juga pertanyaan akan kehidupan paralel. Selain cover cantik berlatar jalan yang basah karena hujan dan bias-bias cahaya, novel ini juga dilengkapi dengan ilustrasi menarik dari kedua tokoh sesuai cerita tiap babnya.

IMG_2663

Ada beberapa kalimat (quote) menarik dalam novel ini:

  1. Selalu ada yang membingungkan dari diri kita-walau kita sudah lama hidup (halaman 31).
  2. Kemacetan di Jakarta memang terlalu berlebihan (halaman 45).
  3. Pada saat hari yang sungguh nahas, jika seseorang bisa tertawa, ia punya kekuatan positif yang bisa menular ke orang lain. Orang-orang seperti itulah yang dibutuhkan pada hari yang sendu (halaman 47).
  4. Bikin gambar dan desain itu melelahkan, lho. Kadang apa yang udah dibuat nggak selalu menyenangkan orang lain (halaman 65).
  5. Mana ada hidup yang tidak penuh dengan kesulitan? Kesulitan itulah yang membuat diri kita semakin dewasa setiap harinya (halaman 75).
  6. Kita selalu menjadi sok bijaksana ketika melihat masalah dalam diri orang lain, tapi bukan saat berhadapan dengan diri sendiri (halaman 75).
  7. Aku percaya bahwa hidup hanya sekali maka harus dipergunakan dengan baik (halaman 83).
  8. Hidup rupanya nggak bisa egois-egois amat. Harus mikirin orang lain juga (halaman 123).
  9. Hidup orang juga sama kompleksnya dengan hidup kita. Punya kesalahan dan punya hal-hal yang mengejutkan (halaman 125).
  10. Jakarta itu kayak lukisan abstrak menurut gue. Tidak semua orang bisa memahami dia. Tapi, ada orang yang tetap datang ke Jakarta, karena mungkin kota ini punya keindahannya sendiri (halaman 167).

Nah, gimana, penasaran dengan novel ini? Mau dapat novel ini secara gratis? Ikutan giveawaynya yuk! Yang ingin memiliki kesempatan untuk dapatkan buku keren ini secara gratis, simak-simak persyaratannya baik-baik ya!

  1. Memiliki alamat (rumah) di Indonesia. Nah, WNI yang domisili lagi di luar negeri boleh ikut kok, asal ada alamat di Indonesia.
  2.  Follow twitter @muhrasyidridho, @dearsheva dan @grasindo_id
  3. Follow blog ini, bisa via email, wordpress atau bloglovin.
  4. Sebarkan link Giveaway ini di semua media sosialmu. Khusus di twitter, mention @muhrasyidridho hashtag #1717Sheva
  5. Jawab pertanyaan di kolom komentar dengan nama, twitter dan kota tinggal, cukup sekali saja. Pertanyaannya adalaah: Menurut kamu lagu berjudul apa yang asyik diputar saat turun hujan? Berikan alasannya ya! 🙂
  6. Setelah selesai menjawab, segera tweet, “Saya sudah ikutan giveaway #1717Sheva yang lain ikutan!” dengan mention @muhrasyidridho & @dearsheva

Giveaway ini diadakan mulai tanggal 11 April-16 April jam 12 Malam. Cukup lama kan? pemenang akan dipilih dari jawabannya ya, jadi jawablah sesuai prosedur, sebaik mungkin (unik, lain daripada yang lain), jangan asal dan jangan lupa berdoa :)

2