Tujuh Mualaf Yang Mengharumkan Islam

Kisah Mualaf Yang Mengharumkan Islam

Judul                            : Tujuh Mualaf Yang Mengharumkan Islam

cover tujuh mualaf yang mengharumkan islam
cover tujuh mualaf yang mengharumkan islam

Penulis                          : Tofik Pram

Penerbit                       : Noura Books

Editor                          : Kahfi Dirga Cahya

Tahun Terbit                : Cetakan I, Mei 2015

Jumlah Halaman          : 182 halaman

ISBN                           :  978-602-0989-38-9

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pegiat di Bondowoso Writing Community

Sepanjang sejarah Islam, banyak pahlawan yang mengharumkan nama Islam. Di antara pahlawan tersebut, ada orang-orang yang tidak lahir dalam keadaan Islam. Mereka biasa disebut sebagai mualaf, orang yang berpindah agama dari agama selain Islam kepada Islam.

Mualaf berasal dari kata alfah alifah, yang berarti yang menjadikannya jinak. Sedangkan almuallafatul quluubuhum, artinya orang yang hatinya dijinakkan. Istilah ini digunakan untuk orang yang sedang dijinakkan hatinya oleh Muslim agar mereka membela atau masuk Islam. Sedangkan, upaya untuk menjinakkan seseorang disebut ta’liful qulub (halaman xiv).

Sebut saja Al-Barmak, dia adalah pemuda keturunan pemeluk Budha yang bermukim di Balkh. Keluarganya adalah pengelola Wihara Nawbaha yang terkenal, tidak hanya di Balkh, tetapi juga di kawasan-kawasan lainnya yang ada pemeluk Budhanya. Awalnya Balkh adalah daerah yang aman nan damai.

Kemudian Balkh dikuasai Dinasti Umayyah, banyak daerah dan masyarakat setempat yang masuk Islam. Termasuk mantan kepada Wihara Nawbaha, pun memilih Islam sebagai jalan kehidupan spritualnya. Tersebab itulah, Nazak Tarkhan, pangeran Bactria penganut Buddha tidak senang akan hal tersebut. Mantan kepala Wihara Nawbaha beserta seluruh keluarganya diberantas (halaman 3).

Namun, satu pemuda keturunan mantan kepala Wihara Nawbaha berhasil lolos dari pembantaian. Dia dilarikan oleh ibunya ke Kashmir dan kemudian mempelajari ilmu kedokteran, otonomi, dan ilmu-ilmu lain. Setelah masuk Islam, dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya al-Barmak bisa dekat dengan keluarga Dinasti Umayyah.

Diambang kehancuran Dinasti Umayyah, penggagas Dinasti Abbasiyah berjanji akan lebih terbuka dan tidak akan hanya mengedepankan orang Arab (Arab Sentris), tetapi semua bangsa boleh berkontribusi untuk memajukan Islam. Karena janji tersebut, mendekatlah al-Barmak kepada Dinasti Abbasiyah.

Dinasti Abbasiyah, berkembang dan terus maju, utamanya ketika dipimpin Khalifah Harun al-Rasyid. Salah satu yang membantu upaya memajukan Islam zaman itu adalah keturunan al-Barmark yang bernama Yahya bin Khalid al-Barmak. Yahya diangkat menjadi ayah angkat, mentor sekaligus penasehat Harun al-Rasyid.

Yahya memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan umat. Khususnya tentang pembelajaran sastra, ia meyakini sumber ilmu adalah sastra. Dia juga yang pertama kali menggagas program beasiswa. Pada zaman itu banyak ilmu pengetahuan berkembang pesat, seperti ilmu politik, sosial, sains, kedokteran, dan utamanya sastra (halaman 21).

Setelah Dinasti Abbasiyah runtuh akibat diserang Bangsa Mongol. Allah, melahirkan pahlawan Islam yang lahir dari keturunan Gengis Khan. Dialah Berke Khan. Setelah masuk Islam, dia menjadi tameng bagi wilayah Islam yang akan diserbu oleh Bangsa Mongol.

Ketika saudara sepupunya, Hulagu Khan menyerang Dinasti Abbasiyah, Berke Khan memang tidak bisa  melakukan apa-apa. Namun, untuk penyerangan berikutnya Hulagu Khan ke Mesir, Palestina, Andalusia dan daerah Islam lainnya, Berke Khan melakukan pencegahan. Pasukan Berke Khan dan Hulagu Khan bertempur. Sepeninggal Berke Khan, pertempuran antar saudara sepupu ini tetap berlanjut (halaman 46).

Kisah Keluarga Barmakid dan Berke Khan ini ada dalam buku Tujuh Mualaf Yang Mengharumkan Islam karya Tofik Pram. Selain dua kisah tersebut, ada lima kisah lain tentang mualaf-mualaf yang mengharumkan nama Islam yang menginspirasi. Kesimpulan yang bisa diambil dan menjadi perenungan adalah sebagai orang yang terlahir sebagai muslim, seharusnya bisa lebih hebat dan inspiratif dari orang-orang yang mualaf. Selamat membaca! 🙂

dok. pribadi
dok. pribadi

*dimuat di harian singgalang 12 Juli 2015