Lintang Langit Pada Senja Karya Ririn Astutiningrum

cover lintang-langit-pada-senja.jpg

Ujian di Jalan Kebenaran

Judul                            : Lintang Langit Pada Senja

Penulis                          : Ririn Astutiningrum

Editor                           : Pradita Seti Rahayu

Penerbit                       : Laiqa-Elex Media

Tahun Terbit                : Pertama, Juni 2017

Jumlah Halaman          : 248 halaman

ISBN                           :  978-602-04-2528-3/

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis SMKN 1 Tapen Bondowoso

Seorang sahabat datang kepada Ibnu Mas’ud. “Wahai Ibnu Ma’shum, beri aku nasihat dan berilah obat bagi jiwaku yang gelisah ini. Hari-hariku penuh dengan perasaan tak tentram, gelisah, dan pikiranku kusut. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak. Apa yang harus aku lakukan?”

Ibnu Mas’ud menjawab, “Jika penyakit itu menimpamu, bawalah hatimu kepada tiga tempat. Pertama, tempat orang-orang yang membaca Al-Qur’an. Bacalah dan dengarkan baik-baik orang yang membaca Al-Qur’an. Kedua, pergilah ke majelis ilmu yang membuat hatimu teringat kepada Allah. Ketiga, carilah waktu dan tempat yang sunyi untuk berkhalwat dengan Allah.”

Sahabat yang gelisah hatinya itu pun patuh. Ia lakukan apa yang dinasihatkan oleh Ibnu Mas’ud. Sampai di rumah, ia segera berwudu lalu mengambil Al-Qur’an dan membacanya dengan khusyuk. Usai membacanya, pikiran dan hatinya jauh lebih tenang, padahal ia baru melaksanakan satu dari tiga nasihat Ibnu Mas’ud. (halaman 112).

Begitulah, hidup akan menjadi tenteram jika membawa hati kepada tiga tempat di atas. Hidup tidak akan luput dari ujian, sebab hidup adalah ujian, maka sebagai seorang Muslim harus mengusahakan melakukan nasihat dari sahabat Nabi yang bernama Ibnu Mas’ud di atas.

Seperti Lintang yang terlahir sebagai anak dari orangtua kaya raya, harta berlimpah ruah dinikmati dengan mudah. Tetapi, secara batin yang dia rasakan adalah kekurangan kasih sayang dari orangtuanya yang hanya sibuk mencari uang. Tidak ada orangtua yang bisa dijadikan sandaran ketika lelah, tidak ada orangtua yang menasehati, menghibur dan mendengarkan kisah sehar-hari ataupun keluhan akan permasalahan.

Hingga akhirnya, Lintang melampiaskan permasalahanya dengan mabuk-mabukan, merokok dan hidup bebas bersama Langit. Langit memiliki hidup yang berbeda 180 derajat dengan Lintang, tetapi karena memiliki kesamaan dengan Lintang akhirnya mereka berdua pun menjadi dekat dan jatuh cinta. Langit bosan hidup miskin, padahal ibunya sangat taat kepada Allah, tetapi mengapa hidup keluarganya menderita. Langit menyalahkan dan membenci Allah.

Karena masing-masing permasalahan hidup, mereka berdua lupa akan nikmat Tuhan yang sangat luar biasa, yaitu napas dan kehidupan. Seringkali, satu musibah yang Allah timpakan membuat manusia lupa pada seribu nikmat yang masih Allah berikan (halaman 213). Hingga terjadi masalah lebih besar yaitu Nawang, adik Langit yang memiliki masalah kejiwaan, karena trauma diperkosa hingga hamil oleh gerombolan pemuda yang memakai narkoba. Langit pun sadar bahwa ini adalah kesalahannya yang tidak menjemput adiknya setelah les, karena Langit sibuk asyik bersama Lintang.

Hingga Langit tanpa sempat memberitahu Lintang bahwa dia pergi dari Bandung dan tinggal di Kediri bersama ibu dan adiknya. Lintang semakin frustasi karena ditinggal pergi Langit. Langit pun menjadi lebih baik dari yang dulu, dia menjadi rajin shalat dan mengikuti pengajian untuk mempelajari agama.

Kaitannya dengan judul Lintang Langit Pada Senja  adalah, nanti akan ada tokoh bernama Senja di Pesantren tempat Nawang tinggal dan terapi. Selain mampu membuat Nawang kembali lebih baik kejiwaannya, Nawang juga membuat Langit sadar akan kesalahan selama ini, dan menjadi lebih baik.

Masih berkaitan dengan judul, pada suatu kesempatan, Senja pun yang nantinya akan mempertemukan Lintang dengan Langit. Lalu bagaimana kelanjutan kisah cinta Lintang dan Langit? Apa yang akan dirasakan oleh Senja melihat pertemuan kembali keduanya? Alangkah baiknya, jika novel ini dibaca langsung oleh Anda.

Selain nanti akan bertambah lagi ujian, ketika Lintang dan Langit sama-sama menjadi baik di jalan kebenaran, juga novel ini memiliki kisah yang tidak mudah ditebak alias twist yang keren. Maka, tak pelak novel setebal 248 halaman yang penuh hikmah kehidupan ini layak menemani akhir pekan Anda. Narasi yang tidak hanya memikat, tetapi juga bermutu. Selamat membaca!

*dimuat di Harian Singgalang 8 Oktober 2017
**Ingin memesan buku? Ke Toko Buku Hamdalah wa http://bit.ly/085933138891 gabung juga di grup di http://bit.ly/TokoBukuHamdalahWhatsApp dan http://bit.ly/TokoBukuHamdalahTelegram
* info buku, quotes buku, review buku,  bisa bergabung di channel telegram: t.me/bukabukubukadunia