Dakwah Online

Meraup Pahala Dari Dunia Maya

Judul                            : Dakwah Online

cover dakwah online
cover dakwah online

Penulis                          : Fadil Ibnu Ahmad

Editor                           : Ayatullah Khomeiny

Penerbit                       : Mizania-Mizan

Tahun Terbit                : Pertama, April 2014

Jumlah Halaman          : 248 halaman

ISBN                           :  978-602-9255-94-2

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta  Buku Booklicious.

Manusia sebagai makhluk sosial, bukan hanya tentang saling bantu-membantu. Tetapi juga saling menasehati dalam kebaikan. Dalam Islam menasehati, mengajak, melakukan kebaikan adalah dakwah. Sedangkan dakwah adalah salah satu kewajiban bagi setiap muslim. Banyak dalil dari Al-Qur’an dan Al-Hadits yang menyebutkan hal tersebut. Salah satunya, sabda Nabi yang cukup terkenal, “Sampaikanlah apa yang kau tahu dariku, walau hanya satu ayat.”

Dakwah awalnya dilakukan melalui media lisan saja, seperti ceramah/ khutbah. Semakin berkembangnya zaman, tekhnologi komunikasi semakin canggih pula. Ketika telah ditemukan mesin cetak, dakwah pun berkembang dengan memakai media cetak, kemudian radio juga dipakai, hingga televisi. Zaman sekarang internet sudah banyak diakses oleh banyak lapisan masyarakat. Maka, menurut Fadil Ibnu Ahmad dalam bukunya Dakwah Online, internet bisa menjadi media dakwah yang terbaru.

Fadil mengatakan bahwa dakwah bukan hanya kewajiban yang harus dilakukan oleh penceramah di atas mimbar. Tetapi juga wajib dilakukan oleh seluruh muslim. Walau ilmu belum sebanyak ustadz, tanpa perlu harus memakai mimbar pun bisa melakukan dakwah.  Yang termudah saat ini berdakwah dengan dunia maya. Contohnya, sosial media saat ini yang banyak dipakai oleh banyak orang adalah Facebook dan Twitter.

Alangkah baiknya jika Facebook dan Twitter bisa dimanfaatkan untuk berdakwah. Ketimbang hanya dipakai untuk curhat dan mengeluh yang ujung-ujungnya akan hanya menyebar aib sendiri. Padahal aib itu sudah ditutup oleh Allah, malah manusia sendiri yang membuka aibnya sendiri. Jika kita bisa menyampaikan kebaikan (berdakwah) melalui sosial media, maka pahala pun bisa kita raup.

Dalam bukunya Fadil mengatakan bahwa dengan berdakwah secara online di internet, da’i (pendakwah) akan bisa mendapatkan pembaca (sasaran dakwah) sampai ribuan bahkan jutaan. Ini bisa terjadi jika da’i berdakwah dengan menulis dan tulisannya diunggah ke website atau blog. Salah satu media dakwah yang bernama Dakwatuna.com sehari saja bisa dikunjungi oleh ribuan pengunjung (halaman 24). Dan jika memang kita ingin berdakwah tanpa harus memakai website/ portal keislaman yang sudah ada itu bisa, Fadil sudah melakukannya.

Fadil memiliki sebuah website yang dia beri nama umatmuhammad.com (halaman 28). Dalam website ini dia menulis segala macam yang berkaitan dengan keislaman yang dia ketahui. Dalam hal ini dia sudah melakukan dakwah dengan media online yang insya Allah akan menambah pahala kepadanya, setiap ada orang yang membaca websitenya dan bermanfaat bagi pembaca tersebut.

Karena dakwah online melalui blog atau website Fadil memberi tips menulis dalam buku ini, seperti teori teko. Dalam menulis ada sebuah teori yang menganalogikan teko sebagai otak (penulis) dan air yang ada dalam teko tersebut adalah ilmunya. Teko bisa dituangkan ke dalam gelas, jika ada air di dalamnya. Begitu juga otak bisa menuangkan sebuah tulisan di sebuah kertas atau microsoft word jika ada isinya (ilmunya) (halaman 75).

Bagaimana mengisi otak agar bisa menuangkan tulisan? Caranya dengan terus belajar, banyak membaca. Dengan membaca tidak hanya ilmu yang akan bertambah, tetapi juga akan menambah kosakata yang akan mempermudah pemilihan kata saat menulis nantinya. Fadil juga menyebut rumus ABG yang membuat penulis akan terus bisa berdakwah dengan tulisannya.

ABG singkatan dari Aktif, Baca dan Gaul. Aktif di sini adalah terus melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti terus mengasah skill dalam menulis. Baca, adalah seperti yang disebutkan di atas, dan bukan hanya membaca buku tetapi juga membaca kejadian alam yang sudah terjadi. Terakhir adalah gaul, dengan bergaul dengan orang lain atau komunitas yang sevisi tentu akan menambah wawasan dan akan mempermudah proses dakwah karena semakin banyak teman dan jaringan.

Selain pembahasan di atas, buku setebal  248 halaman ini juga membahas tentang bagaimana cara membuat blog, bagaimana mengoperasikan dan bahkan ada pembahasan sekilas tentang SEO (Search Engine Optimization) yang dapat menambah daya dakwah online seorang da’i.

Fadil juga menambahkan bagaimana agar pendakwah tidak mengalami keloyoan dalam berdakwah dan muhasabah diri. Tak pelak buku ini sangat direkomendasikan, tidak hanya bagi pendakwah saja, tetapi seluruh muslim. Karena berdakwah tidak hanya kewajiban pendakwah, tetapi semua muslim wajib berdakwah. Selamat membaca!

resensi Dakwah Online di Radar Sampit 7 Juni 2015
resensi Dakwah Online di Radar Sampit 7 Juni 2015

*dimuat di Radar Sampit 7 Juni 2015