Windry: Antara Arsitek dan Penulis
Hai teman-teman pecinta buku. Postingan kali ini masih tentang Blog Tour Interlude karya Mba Windry Ramadhina yang diterbitkan oleh penerbit Gagas.
Nah, tema kali ini adalah Secret Question.
Curcol dulu yaah π
Sebenarnya oleh Mas Dimas (Publisitas danΒ Relasi Media Gagas Media) untuk menanyakan pertanyaan ke Mba Windry lewat email. Saya pun sudah ingat dan akan menanyakan langsung ke Mba Windry waktu kemarin selesai memposting Blog Tour hari kedua, tapi saya lupa. Pas udah dimatikan komputer warnet saya baru ingat. Jadinya, saya tanya ke Mba Windry lewat fesbuk aja.he Untungnya Mba Windry mau jawab dan cepat tanggap, Mba Windry baik deh π
Teman-teman pecinta buku, khususnya yang demen banget dengan karya-karya Mba Windry pasti tahu ya kalau Mba Windry itu adalah seorang arsitek. Lah, kok bisa ya dia menjadi seorang penulis juga? Ada yang tahu jawabannya? Saya juga nggak tahu jawabannya. Makanya, saya tanya tentang ini ke Mba Windry π
Dan taraaa ini dia jawaban penulis keren satu ini.
***
Pekerjaan saya memang arsitek, tetapi hasrat saya adalah menulis. Lebih tepatnya, bercerita.
Sejak kecil, saya senang bercerita. Saya selalu membayangkan sebuah kisah dan membagikannya dengan orang lain. Awalnya, saya bercerita secara lisan kepada keluarga. Kisah itu orisinal, dalam artian saya memang mengarangnya sendiri. Saya sampai dipanggil Rince, nama tokoh rekaan saya ketika itu. Siapa dia dan kisahnya bagaimana, saya sudah lupa.
Lalu, saat duduk di bangku sekolah, saya bercerita lewat gambar. Komik. Tetapi, komik di Indonesia tidak berkembang, maka buat saya itu sebatas hobi.
Beberapa tahun saya tidak bercerita. Saya kuliah arsitektur, lulus, bekerja. Hasrat itu terlupakan sementara sampai saya menemukan komunitas penulis online pada 2007 bernama Kemudian. Kemudian adalah pintu saya ke dunia tulis menulis. Saya belajar menulis dan menghasiljan novel pertama di sana.
Tetapi, percaya atau tidak, arsitektur memengaruhi cara saya menulis. Selain sangat peduli pada elemen setting, saya menjadi penulis yang sangat terstruktur. Saya merancang plot cerita seperti saya mendesain bangunan. Runut, teratur, dan berpola. Saya tidak bisa menulis melompat-lompat, apalagi tanpa perencanaan yang matang.
Nah, menjadi penulis sekaligus arsitek tidak mudah. Dalam beberapa situasi, saya harus memilih salah satu sebagai prioritas. Tetapi, kuncinya adalah pembagian waktu. Sehari saya menulis sedikit. Hanya 500-1000 kata. Tapi rutin. Dilakukan di sela-sela meeting dengan klien. Ternyata, bisa. Harus bersabar, pastinya. Tidak boleh ingin menyelesaikan cerita buru-buru.
Saat ini, saya masih berharap bisa kembali bercerita lewat gambar. Semoga suatu saat saya mendapatkan kesempatan itu.
***
Semoga jawaban Mba Windry di atas memuaskan keingintahuan teman-teman ya. Kalau saya sih cukup puas, kan saya yang nanya tentang ini. Halah π
Nah, untuk teman-teman yang sudah punya profesi tetap, namun juga ingin bisa menjadi penulis. Bisa dicoba tuh tips dari Mba Windry, yakni dengan mendisiplinkan diri. Yup! Tidak mudah memang, tapi kita mesti usaha kan? π
Untuk teman-teman yang juga ingin kenalan dengan Mba Windry bisa lewat medsos di bawah ini:
1. Fesbuk: Windry Ramadhina
2. Twitter: @windryramadhina
3. Website: http://www.windryramadhina.com/
4. Goodreads: Windry Ramadhina
Selingan ya. Blog Tour Interlude tinggal 2 hari lagi lho. Besok jadwal resensi Interlude, lusa Give Away berhadiah Interlude. Tetap pantengin Blog Buku saya ya teman-teman pecinta buku! See U π
jadi, gak heran ya kalau setting-nya buku kak windy manteb ._. hebat ilmunya diterapin buat penulisan juga. ganbatte! π
SukaSuka
Nah itu bener sekali. Wah masih tetep semangat ya mantengin postingan saya. Makasih banyak π
SukaSuka
semangatku belum surut soalnya ada Kai….. #ehhh :|] hehe
SukaSuka
Ada GA ya? π
SukaSuka
Pantes Kak Windry nulisnya bisa rapi gitu, rupanya pake perencanaan yang runtut.
SukaSuka
Iya betul Lajeng. Mau jadi penulis kayak Kak Windry ya? Moga bermanfaat postingan saya yang ini ya π
SukaSuka
Jd dapat ilmu dan semangat menulis membaca postingan ini. Thanks ya
SukaSuka
Sama-sama Mas Dion. Saya juga biasanya buka-buka blog mas Dion belajar meresensi buku π
SukaSuka
tulisannya mbak windry memang kaya detail π
SukaSuka
Bener mba, saya baru baca Interlude dan London: Angel aja π
SukaSuka
Komik di Indonesia emang ngga berkembang ya. Miris.
SukaSuka
Maksudnya komik karya anak Indonesia. Kalau komik jepang di Indonesia rame π
SukaSuka
Aku juga kagum ama penulis yang punya pekerjaan ‘berat’ tapi masih produktif menulis kayak Mbak Windry ini, inilah yang dinamakan PASSION π
SukaSuka
Mba Luckty Pustakawati sekaligus blogger keren π
SukaSuka