Inilah 150 Amalan Ringan Tapi Sering Ditinggalkan Karya M. Fauzi Rachman

cover inilah 150 amalan ringan tapi sering ditinggalkan.jpg

Meningkatkan Amal di Bulan Syawal

Judul                            : Inilah 150 Amalan Ringan Tapi Sering Ditinggalkan

Penulis                          : M. Fauzi Rachman

Editor                           : Yadi Saeful Hidayat dan Abu Mumtaza

Penerbit                       : Mizania

Tahun Terbit                : Pertama, Mei 2017

Jumlah Halaman          : 262 halaman

ISBN                           :  978-602-418-161-1

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis SD Plus Al-Ishlah Bondowoso

Ramadhan telah berlalu, kini Syawal sedang berjalan. Meski begitu, bukan berarti amal ibadah yang telah dilakukan dengan tekun saat Ramadhan juga tidak dikerjakan lagi. Bukti suksesnya Ramadhan adalah, jika amalan Ramadhan tetap dilakukan di bulan-bulan setelahnya.

Puasa Ramadhan adalah wajib, ada banyak puasa sunnah di bulan-bulan lainnya. Bahkan selepas Ramadhan, bulan Syawal langsung ada puasa sunnah. Puasa sunnah di bulan Syawal dilakukan selama enam hari. Hadits tentang puasa ini diriwayatan oleh Muslim yang bunyinya, “Barang siapa puasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia puasa pula enam hari pada bulan Syawal,  puasanya seperti puasa sepanjang masa.” (halaman 74) Begitu luar biasanya fadhilah puasa Syawal ini, maka sangat disayangkan jika dilewatkan.

Selain itu ada banyak puasa sunnah lain yang juga direkomendasikan untuk dilakukan selain fadhilahnya yang besar dan juga akan semakin mendekatkan dengan Allah. Seperti puasa senin dan kamis, puasa tiga hari setiap bulan menurut bulan Hijriyah, puasa bulan Sya’ban, puasa Hari Arafah, puasa Hari Asyura (halaman 23) dan puasa Daud.

Ada juga shalat khusus dalam bulan Ramadhan, shalat sunnah malam yang disyariatkan lebih baik dilakukan secara berjama’ah di masjid setelah shalat isya yang disebut shalat tarawih. Maka, shalat malam ini dinamakan shalat tahajud (halaman 53). Bisa dilakukan sebelum tidur seperti yang dilakukan Abu Bakar r.a. atau setelah tidur seperti yang dilakukan oleh Umar bin Khattab r.a.

Jika saat bulan Ramadhan bisa mengkhatamkan l juz dalam sebulan dan bahkan lebih dari itu, maka alangkah baiknya hal ini menjadi kebiasaan yang terus dilakukan di bulan-bulan berikutnya. Karena menurut hadits Nabi, orang yang sibuk dengan Al-Qur’an akan diutamakan oleh Allah. Bahkan, jika dia tidak meminta karunia rahmat Allah, karena dia sibuk membaca, mengkaji dan mengajarkan Al-Qur’an, Allah akan memilih orang tersebut mendapat karunianya lebih dulu dan lebih besar daripada orang yang meminta karunia Allah (halaman 108).

Jika sebelum Hari Raya Idhul Fitri ada kewajiban mengeluarkan uang untuk zakat yang bernama Zakat Fitrah. Maka, di bulan lainnya juga tetap dianjurkan untuk bersedekah dan mengeluarkan uang untuk zakat-zakat lainnya. Selain itu, kebiasaan berdzikir, istighfar dan shalawat di bulan Ramadhan juga tetap didawamkan di bulan-bulan setelahnya. Karena begitu besarnya fadhilah dari bershalawat, seperti yang tertera dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baghawi, Sa’id bin Manshur dan Ibnu Al-Najjar yaitu Allah akan menuliskan untuknya sepuluh kebaikan, menghapus darinya sepuluh keburukan, mengangkatnya sepuluh derajat dan malaikat membacakan untuknya sepuluh kali shalawat (halaman 162).

Di bulan Syawal ada budaya yang sangat baik yang dilakukan oleh umat Muslim di Indonesia, yaitu silaturrahim. Fadhilah silaturrahim ini sangatlah besar, seperti yang Rasulullah sabdakan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Abu Ayub al-Anshari bercerita bahwa ketika Nabi dalam perjalanan ada seorang Badui yang mengadang beliau da bertanya. “Ceritakanlah kepaku hal-hal yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka.” Rasulullah menjawab, “Sembahlah Allah dan janganlah engkau menyeketukunnya dengan apa pun, dirikanlah shalat, bayarlah zakat dan sambunglah silaturrahim.” (halaman 217)

Dalam silaturrahim tentu saja ada banyak salam yang diucapkan. Salam itu ternyata sangat luar biasa pula fadhilahnya. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani disebutkan, “Di antara hal yang paling banyak mendapatkan ampunan (pahala) ialah yang paling banyak mengucapkan salam dan berbicara yang baik dan benar (halaman 219).

Dalam silaturrahim juga ada jabat tangan. Jabat tangan juga memiliki nilai dan fadhilah yang besar, yaitu doa kedua orang yang berjabat tangan akan diampuni selama berjabat. Selain itu Allah akan mengabulkan doa keduanya (halaman 224). Selain itu dalam silaturrahim, harus dihindari mengobrolkan aib orang lain. Karena ini akan membuat nilai silaturrahim berkurang bahkan rusak. Dengan menutup aib, maka pahala akan mengalir (halaman 225).

Biasanya pula, saat silaturrahim akan ada makan bersama. Hal ini juga bernilai keberkahan. Maka, semoga di bulan Syawal ini dan setelahnya kita akan terus istiqomah dan semakin baik dan baik. Buku dengan penjelasan di atas ini, sangatlah direkomendasikan untuk dimiliki oleh setiap Muslim. Agar mengetahui apa fadhilah besar dari amalan ringan yang sering ditinggalkan. Selamat membaca!

Jateng Pos 9 Juli 2017
bisa dipesan di Toko Buku Hamdalah wa http://bit.ly/085933138891  di http://bit.ly/TokoBukuHamdalahWhatsApp http://bit.ly/TokoBukuHamdalahTelegram
* info buku-buku bisa bergabung di channel telegram: t.me/bukabukubukadunia