Jalan-Jalan Men: Mengejar Dinosaurus Karya Andra Fembrianto

cover-jalan-jalan-men-mengejar-dinosaurus

Petualangan Antimainstream Ke Yogyakarta

Judul                             : Jalan-Jalan Men: Mengejar Dinosaurus

Penulis               : Andra Fembrianto

Editor                            : Rika Novayanti & Richanadia

Penerbit                        : Noura Books

Tahun Terbit                 : Pertama, Agustus 2015

Jumlah Halaman            : 236 halaman

ISBN                           :  978-602-1306-49-9

Peresensi                      : Muhammad Rasyid Ridho, Pengajar Kelas Menulis di SMPN 2 Tamanan

Manusia adalah pengembara hidup. Mengembara tak selalu soal perjalanan ribuan kilometer karena pengembaraan bisa dimulai melalui pembebasan diri dari zona nyaman. Pengembaraan terjadi saat pikiran terbuka dan ikhlas terhadap dunia. Mengembara adalah membiarkan tubuh meresapi dunia dengan ikhlas. Misalnya, saat melakukan perjalanan yang kita lakukan adalah meresapi pengalaman indra dalam menerima berbagai hal dari dunia luar. Setelah ikhlas, barulah kita akan memilah dan memilih apa saja yang telah teresapi (halaman 9).

Banyak orang yang suka jalan-jalan, untuk menghilangkan penat dan masalah. Menurut Christian Sugiono jalan-jalan itu memberikan satu pelajaran berharga bagi dia, yaitu pengalaman yang tidak bisa dibeli dengan harga berapa pun. Selain itu, jika sebuah pengalaman yang diceritakan dengan memperlihatkan gambar akan membuat orang lain bisa merasakan apa yang dia rasakan ketika berada di tempat tersebut (halaman x).

Karena hal tersebut maka Christian yang menjadi CEO Malesbanget.com membuat sebuah video seri travel yang keren, jujur, indah, dan bisa membuka pandangan baru bagi yang menontonnya. Ini diawali ketika Christian bertemu dengan  CEO Valadoo.com Jaka untuk membahas kolaborasi membuat video travelling.

Maka dibuatlah tim. Adalah Andra Fembrianto yang saat itu sudah aktif sebagai videomaker di Malesbanget.com. Kemudian Ade yang menjadi inhouse production assistant di MBDC. Andra mengajak sahabatnya, Naya yang membantu video production di MBDC. Dia sebagai host, dan host lakinya adalah Jebraw. Dia dulunya sering membantu Andra sebagai kameramen di MBDC. Karena orangnya tidak bisa diam, dia pun merusakkan satu kamera. Atas usul Andra dan Naya, maka dipilihlah orang yang suka nyanyi sambil teriak-teriak, suka rusuh dan nggak bisa diam ini menjadi host.

Mereka pun menjadi tokoh utama dalam buku yang berjudul Jalan-Jalan Men: Mengejar Dinosaurus karya Andra Fembrianto. Buku perjalanan ini antimaintream banget. Tidak seperti yang lainnya, ditulis dengan gaya santai dan seru. Ada percakapan antar tokoh yang sedang melakukan petualangan.

Ada kata-kata yang menjadi khas Jalan-Jalan Men. Seperti “pecah” yang sering dikatakan oleh Jebraw. Arti pecah menurut Jebraw adalah membeli. Sedangkan pecahlosofi berarti pecah menurut Jebraw adalah perasaan yang kayak lagi bilang “whoaa atau keren abis”, dan losofi adalah filosofi tanpa fi (halaman 49).

Proyek mereka yang pertama adalah bertualang ke Yogyakarta. Ada banyak pengalaman kocak dalam kisah mereka. Bahkan Trinity penulis buku laris tentang travelling mengakui, “Buku kocak ini wajib dibaca anak gaul!” Juga seperti visi misi JJM. Visi JJM adalah berharap dengan menonton JJM, anak-anak Indonesia menjadi semakin cinta Indonesia. Sedangkan misinya adalah membuat orang tertawa, membuat orang berkata, “Wih keren juga tempatnya,” dan membuat orang berpikir, “Men, sial. Jadi pengin jalan-jalan nih!” (halaman 58).

Hal kocak dari dua host JJM adalah Jebraw bisa menggubah lagu di mana-mana. Dia mengaku itu kehebatan dia. Dia bisa membuat lagu kapan saja dan di mana saja, karena dia tidak bisa menghafal lagu. Bahkan, lagu band dia sendiri hanya bisa menghafal sepuluh lagu saja. Selain itu di hanya tahu kunci G dalam memainkan gitar, padahal itu hobi dia, main gitar (halaman 77).

Naya lain lagi, dia suka main musik harmonika. Menurut dia Harmonika itu simpel, bisa dibawa ke mana-mana. Selain itu bermain harmonika itu perlu kepercayaan diri. Harmonikalosofinya adalah beranikan diri mengunjungi tempat-tempat baru dengan percaya diri. Kemungkinan tersesat selalu ada. Tetapi setidaknya kisah-kisah pecah juga selalu ada (halaman 81).

Selama di Yogyakarta mereka mengunjung di antaranya ke Keraton Yogya, Candi Ratu Boko dan Sate Klatak Horor. Anehnya sebelum ke Keraton, Jebraw tidak mencari tahu dulu apa keraton itu. Karena dia merasa Yogya itu diwakili dengan orang-orangnya yang ramah, dan itu benar-benar dia temukan di Yogya (halaman 89).

Di Sate Klatak Horor mereka juga tidak mendapati sesuatu yang menakutkan, hanya saja karena bukanya malam hari, maka bisa jadi karena sepi jadi terkesan horor (120). Kejadian horor malah mereka dapati di Candi Boko. Mereka bertemu dengan seorang anak kecil pada malam hari yang sepi yang katanya sedang bermain dengan teman-temannya (halaman 102). Buku traveling recommended banget. Selamat membaca!

*dimuat di harian singgalang 4 Desember 2016