Merindu Cahaya De Amstel

Secercah Cahaya Untuk Sang Fotografer

Judul                             : Merindu Cahaya De Amstel   cover Merindu Cahaya de Amstel

Penulis                          : Arumi E

Editor                            : Donna Widjajanto

Penerbit                        : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit                 : Cetakan I, September 2015

Jumlah Halaman            : 272 halaman

ISBN                           :  978-602-03-2010-6

Peresensi                      : Muhammad Rasyid Ridho, Ketua Forum Lingkar Pena Bondowoso

Belanda adalah negeri  yang bebas, asal tidak mengganggu ketenangan orang lain, apa pun boleh dilakukan. Misal dalam berpakaian, berpakian sopan, setengah telanjang, berbusana muslimah dengan baju kurung dan jilbab panjang, bahkan telanjang pun dibolehkan dan hal ini benar-benar ada. Ya, syaratnya hanya tidak membuat ke  kekacauan dan tidak merugikan orang lain.

Nicolaas Van Dijk adalah seorang mahasiswa yang mandiri. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dia menjadi seorang fotografer untuk sebuah majalah ternama di Belanda. Selain itu dia menyukai street fotography, sehingga dia seringkali berkeliling Amsterdam untuk mencari objek yang menarik di jalanan yang dia lewati.

Suatu ketika dia hendak mencari objek menarik di Museumplein, alun-alun Kota Amsterdam. Nico memotret suasana sekitar Museumplein. Ketika memotret tulisan “I Amsterdam”, seorang gadis mengenakan kerudung panjang, gaun panjang dan lebar dan kemeja berlengan panjang sedang membaca buku tertangkap kameranya. Anehnya, foto gadis tersebut menguarkan cahaya dari sekeliling tubuhnya. Hal tersebut membuat Nico penasaran.

Lain waktu Nico mengunjungi Museumplein lagi. Dia sengaja untuk mencari wanita bercahaya yang tertangkap kameranya. Dia menemukannya. Mereka pun berkenalan. Wanita bercahaya itu asal Belanda juga. Namun, namanya tidak Belanda, Khadijah. Selain itu ada keanehan dari Khadijah, dia tidak mau berdekatan dengan Nico, dia sangat berhati-hati, sangat menjaga diri, bahkan ditraktir makan saja dia tidak mau. Alasannya, hal tersebut dilarang oleh agamanya (halaman 19).

Nico lahir dan besar tanpa bersentuhan dengan kehidupan religi. Dia tidak pula tumbun dengan kasih sayang seorang Ibu, karena ibunya berpisah dengan ayahnya. Alasan ibunya sangat tidak masuk akal baginya, ibunya baru tahu bahwa menikah dengan orang berbeda agama itu dilarang. Karena hal tersebut, akhirnya kedua orangtuanya bercerai dan ibunya meninggalkan Nico bersama ayahnya.

Hal ini membuat Nico membenci ibunya dan agama ibunya, karena memiliki aturan yang tidak logis. Namun, setelah bertemu Khadijah, Nico menjadi penasaran dengan agama ibunya, Islam. Ditambah lagi, dia mendengar kabar saudara sepupu Khadijah ada juga yang baru memeluk Islam. Dia semakin penasaran, mengapa orang-orang mau hidup dengan agama yang penuh dengan aturan. Apakah Nico akan menemukan secercah cahaya, yang tidak hanya untuk kebutuhan fotografinya, tetapi juga untuk menerangi kehidupannya? Alangkah baiknya jika Anda membaca langsung novel ini.

Novel karya Arumi E ini tidak hanya menampilkan kisah roman picisan, tetapi berisi dan penuh makna, dengan cara yang lugas, cerdas, lembut dan tanpa menggurui. Maka tak pelak jika novel 272 halaman ini sangat direkomendasikan untuk Anda baca, karena tidak hanya menghibur, tetapi insya Allah juga menginspirasi hidup Anda untuk terus berjalan di atas kebaikan. Semoga!

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

*dimuat di Harian Singgalang 25 Oktober 2015
**diikutkan Islamic Reading Challenge 2015  http://yukmembacabukuislami.blogspot.co.id/2014/12/islamic-reading-challenge-isrc-2015.html

***diikutkan #ResensiPilihan Gramedia Pustaka Utama.