BLOGTOUR & GIVEAWAY Merindu Cahaya de Amstel

 

cover Merindu Cahaya de AmstelJudul                            : Merindu Cahaya De Amstel

Penulis                          : Arumi E

Editor                           : Donna Widjajanto

Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit                : Cetakan I, September 2015

Jumlah Halaman          : 272 halaman

ISBN                           :  978-602-03-2010-6

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pegiat di Bondowoso Writing Community

“Manusia sering salah dan khilaf. Tapi, dari kesalahan itu kita belajar memperbaiki diri.” (hlm. 53)

Belanda adalah negeri  yang bebas, asal tidak mengganggu ketenangan orang lain, apa pun boleh dilakukan. Misal dalam berpakaian, berpakian sopan, setengah telanjang, berbusana muslimah dengan baju kurung dan jilbab panjang, bahkan telanjang pun dibolehkan dan hal ini benar-benar ada. Ya, syaratnya hanya tidak membuat ke  kekacauan dan tidak merugikan orang lain.

Nicolaas Van Dijk adalah seorang mahasiswa yang mandiri. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dia menjadi seorang fotografer untuk sebuah majalah ternama di Belanda. Selain itu dia menyukai street fotography, sehingga dia seringkali berkeliling Amsterdam untuk mencari objek yang menarik di jalanan yang dia lewati.

Suatu ketika dia hendak mencari objek menarik di Museumplein, alun-alun Kota Amsterdam. Nico memotret suasana sekitar Museumplein. Ketika memotret tulisan “I Amsterdam”, seorang gadis mengenakan kerudung panjang, gaun panjang dan lebar dan kemeja berlengan panjang sedang membaca buku tertangkap kameranya. Anehnya, foto gadis tersebut menguarkan cahaya dari sekeliling tubuhnya. Hal tersebut membuat Nico penasaran.

Lain waktu Nico mengunjungi Museumplein lagi. Dia sengaja untuk mencari wanita bercahaya yang tertangkap kameranya. Dia menemukannya. Mereka pun berkenalan. Wanita bercahaya itu asal Belanda juga. Namun, namanya tidak Belanda, Khadijah. Selain itu ada keanehan dari Khadijah, dia tidak mau berdekatan dengan Nico, dia sangat berhati-hati, sangat menjaga diri, bahkan ditraktir makan saja dia tidak mau. Alasannya, hal tersebut dilarang oleh agamanya (halaman 19).

Nico lahir dan besar tanpa bersentuhan dengan kehidupan religi. Dia tidak pula tumbuh dengan kasih sayang seorang Ibu, karena ibunya cerai dengan ayahnya. Alasan ibunya sangat tidak masuk akal baginya, setelah menikah dan mempunyai anak, ibunya baru tahu bahwa menikah dengan orang berbeda agama itu dilarang. Karena hal tersebut, akhirnya kedua orangtuanya bercerai dan ibunya meninggalkan Nico bersama ayahnya.

Hal ini membuat Nico membenci ibunya dan agama ibunya, karena memiliki aturan yang tidak logis. Namun, setelah bertemu Khadijah, Nico menjadi penasaran dengan agama ibunya, Islam. Ditambah lagi, dia mendengar kabar saudara sepupu Khadijah ada juga yang baru memeluk Islam. Dia semakin penasaran, mengapa orang-orang mau hidup dengan agama yang penuh dengan aturan. Apakah Nico akan menemukan secercah cahaya, yang tidak hanya untuk kebutuhan fotografinya, tetapi juga untuk menerangi kehidupannya? Alangkah baiknya jika Kamu membaca langsung novel ini.

Novel karya Mba Arumi E ini tidak hanya menampilkan kisah roman picisan, tetapi berisi dan penuh makna, dengan cara yang lugas, cerdas, lembut dan tanpa menggurui. Karenanya, novel 272 halaman ini sangat direkomendasikan untuk Kamu baca, karena tidak hanya menghibur, tetapi insya Allah juga menginspirasi hidupmu untuk terus berjalan di atas kebaikan. Semoga!

“Karena manusia memang diciptakan beragam. Tuhan bilang supaya kita saling mengenal. Manusia memang tidak akan bisa seragam, punya cara hidup dan keyakinan pilihan sendiri. Yang harus kita lakukan adalah saling menghargai pilihan masing-masing.” (hlm 237)

Penasaran? Mau dapetin novel ini dengan gratis? Ikut giveawaynya ya! 🙂

Coming Soon: Blogtour & Giveaway Merindu Cahaya de Amstel

Yang ingin memiliki kesempatan untuk dapatkan buku keren ini secara gratis, simak-simak persyaratannya baik-baik ya!

  1. Memiliki alamat (rumah) di Indonesia. Nah, WNI yang domisili lagi di luar negeri boleh ikut kok, asal ada alamat di Indonesia.
  2.  Follow twitter @muhrasyidridho dan @rumieko
  3. Follow blog ini, bisa via email, wordpress atau bloglovin.
  4. Sebarkan link Giveaway ini di semua media sosialmu. Khusus di twitter, mention @muhrasyidridho dan @rumieko hashtag #MerinduCahayaDeAmstel
  5. Jawab pertanyaan di kolom komentar dengan nama, twitter dan kota tinggal, cukup sekali saja. Pertanyaannya adalaah: Kalau mendengar kata cahaya, apa yang terlintas di pikiranmu?
  6. Setelah selesai menjawab, segera tweet, “Saya sudah ikutan #GAMerinduCahayaDeAmstel. Ayo yang lain ikutan! Dengan mention @rumieko dan @muhrasyidridho”

Giveaway ini diadakan mulai tanggal 2 November – 7 November 2015 jam 12 malam  (cukup lama kan?) Nanti pemenang akan dipilih dari jawabannya ya, jadi jawablah sesuai prosedur, sebaik mungkin (unik, lain daripada yang lain), jangan asal dan jangan lupa berdoa 🙂