Islam Itu Gaul Banget, Kagak Pernah Mati Gaya

Kiat Menjadi Muslim Yang Menjadi Rahmat Bagi Semesta

Judul                            : Islam Itu Gaul Banget, Kagak Pernah Mati Gaya

sumber: divapress-online.com
sumber: divapress-online.com

Penulis                          : Ahfa Waid

Penerbit                        : Diva Press

Editor                          : Aini

Tahun Terbit                : Februari, 2015

Jumlah Halaman          : 184 halaman

ISBN                           :  978-602-279-142-3

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta Buku Booklicious.

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Maksud kalimat ini yakni, Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua yang ada di seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan bahkan jin, terutama bagi sesama manusia (halaman 7).

Sebagai Negara paling banyak Muslim sedunia, seharusnya Indonesia menjadi negeri yang aman, tentram, sentosa nan damai. Tetapi faktanya, negeri ini begitu banyak masalahnya. Tidak ada kata aman dan nyaman bagi sebagian banyak warganya yang miskin nan papa. Sehingga tak heran, jika akhir-akhir ini banyak pencuri, perampok dan begal yang beraksi dengan alasan utama karena hidupnya tidak sejahtera.

Ini menjadi tantangan bagi umat Islam untuk menjadi yang terdepan dalam menghadapi masalah-masalah krusial bangsa. Maka seharusnya Muslim kembali dulu ke ajaran agama, bukan sebaliknya malah menjadi actor-aktor yang merusak Negara ini. Dengan begitu insya Allah seorang Muslim akan menjadi solusi segala problema yang ada di negeri ini, karena telah menjadi manusia yang rahmatan lil ‘alamin, dengan kata lain manusia yang membawa kasih sayang dan kesejahteraan.

Dalam buku Islam Itu Gaul Banget, Kagak Pernah Mati Gaya karya Ahfa Waid disebutkan kiat-kiat agar menjadi Muslim yang menjadi rahmat dan membawa kesejahteraan bagi seluruh alam. Ada enam belas kiat yang dipaparkan oleh penulis dalam buku ini. Di antaranya, seorang Muslim harus memiliki akidah yang bersih.

Akidah berasal dari Bahasa Arab, aqoda-ya’qidu, aqdun yang berarti mengikat. Akidah diambil dari kata aqdun yang berarti akad atau ikatan. Akidah adalah ikatan yang mengikat manusia dengan aturan-aturan Allah Swt dan nilai-nilai Islam. Secara istilah, akidah adalah sesuatu yang wajib diyakini atau diimani tanpa keraguan, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam amal perbuatan sehari-hari (halaman 20).

Maka ada istilah salimul aqidah yang berarti akidah yang bersih, dengan ciri-ciri berpandangan luas, memiliki harga diri, rendah hati kepada sesama manusia, beramal saleh, tidak berputus asa, punya pendirian yang teguh, berani dan tabah, menjauhi perbuatan yang hina dan patuh pada peraturan Allah. Dengan akidah yang bersih, seorang Muslim akan memiliki ikatan yang kuat dengan Allah. Sehingga tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-Nya (halaman 18).

Kiat kedua menjadi Muslim rahmatan lil ‘alamin adalah dengan memiliki sikap yang proporsional. Sikap yang proporsional adalah sifat Nabi yang terkenal yaitu, shiddiq yang berarti jujur, amanah dapat dipercaya, tabligh dengan arti terbuka dan fathanah yang berarti cerdas. Dengan meneladani sifat utama Nabi tersebut, insya Allah Umat Muslim akan menjadi seorang yang profesional di setiap bidang yang digelutinya dan mampu mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi dengan sebaik-baiknya (halaman 53).

Kiat menjadi Muslim rahmatan lil ‘alamin berikutnya adalah merujuk pada hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Thabrani, “Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Bermanfaat bagi orang lain adalah pekerjaan yang mulia, jangan sampai ada atau tidak adanya seorang Muslim dalam sebuah perkumpulan sama saja, tidak memberi efek apapun. Jangan sampai pula, seorang Muslim menjadi lebih rendah dan hina daripada kotoran hewan. Kotoran hewan saja bisa bermanfaat menjadi pupuk kandang, jangan sampai seorang Muslim malah hanya menjadi orang yang membuat rusak, onar dan merepotkan orang lain (halaman 74).

Kiat ketiga menjadi Muslim yang membawa rahmat dan kesejahteraan adalah menjadi pribadi pemaaf. Semua orang pasti jengkel, marah, dan sakit hati jika didzalimi, dibohongi ataupun dihina dengan orang lain. Namun, sikap seorang Muslim yang terbaik adalah memaafkan. Rasulullah adalah seorang yang pemaaf dan tidak pernah mendendam, dan sebagai sebagai Muslim seharusnya mengikuti teladan agungnya. Ada beberapa manfaaat memaafkan, seperti jarang ada konflik dengan orang lain, tidak mudah tersinggung serta mudah membina hubungan dengan orang lain, dan terutama akan hidup lebih tenang dan nyaman bak di surga (halaman 166).

Dengan demikian buku 184 halaman ini memiliki banyak manfaat bagi umat Islam, sehingga layak sekali dibaca oleh semua Muslim. Agar mampu menjadi rahmatan lil ‘alamin dan membawa negeri ini pada kedamaian dan kesejahteraan. Selamat membaca!

dok. pribadi
dok. pribadi

*dimuat di Kabar Madura 7 September 2015

*diikutkan Islamic Reading Challenge 2015 http://yukmembacabukuislami.blogspot.com/