Bicara Bahasa Anak

Sukses Mendidik Anak Dengan Amazing Communication

Judul                            : Bicara Bahasa Anak

cover bicara bahasa anak
cover bicara bahasa anak

Penulis                          : Rani Razak Noe’man

Penerbit                       : Noura Books

Editor                          : Dyota Laksmi

Tahun Terbit                : Pertama, 1 Juni 2014

Jumlah Halaman          : 204 halaman

ISBN                           :  978-602-1306-13-0

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta Buku Booklicious.

Pengasuhan merupakan proses merawat, memelihara, mengajarkan, dan membimbing anak untuk menjalani kehidupan. Pengasuhan anak bertujuan untuk memberikan bimbingan dan pembinaan tumbuh-kembang anak, mengembangkan konsep diri anak, mengajarkan disiplin, serta mengajarkan berbagai keterampilan psikososial agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal dan berkarakter (ix).

Selama ini tentu banyak orangtua yang mengeluh, dalam proses mendidik anaknya. Ada masa-masa sulit, lelah, stress dan tertekan dalam mengasuh anak. Tidak hanya itu, anak yang diasuh dan didik pun tidak kunjung menjadi seperti yang diharapkan. Diharapkan menjadi lebih baik, lebih taat, malah sebaliknya yang terjadi.

Jika, seperti itu apa yang salah? Bisa jadi yang salah ada cara pengasuhannya. Mendidik adalah mengasuh. Dalam kata pengantar Imam B. Prasodjo dalam buku Bicara Bahasa Anak yang ditulis oleh Rani Razak Noe’man dia menulis bahwa,  mengasuh adalah berinteraksi dan berkomunikasi. Urat nadi mengasuh anak, terletak pad acara berkomunikasi. Komunikasi yang baik akan membuahkan pola asuh yang baik pula (xiii).

Selama pengalamannya menjadi ibu dan menjadi trainer parenting , Rani menemukan berbagai kasus  tentang kesalahan mengasuh anak yang mengakibatkan kegagalan dalam mengasuh anak. Kesalahan orangtua dalam mendidik, sejalan dengan kalimat bijak berikut. “ Manakala berbicara dengan anak-anak,yang paling penting bukanlah apa yang kita katakana, tetapi bagaimana kita mengatakannya. Berhati-hatilah dalam mengeluarkan nada suara dan gerak tubuh saat berbicara dengan mereka.”

Ya, permasalahan utamanya adalah kesalahan dalam berkomunikasi dengan anak. Karena perlu disadari oleh orangtua dalam berkomunikasi dengan anak, anak akan selalu melakukan penafsiran  atas kata-kata yang ia dengar dari mulut (verbal) dan mimik atau gerak tubuh (nonverbal) yang ia lihat. Hal itu akan anak lakukan sejak kecil (bayi), hingga berapapun usianya.

Nah, dari sebuah komunkasi anak akan mengambil kesimpulan atau makna tertentu. Hasil tersebut adalah inti dari komunikasi. Makna dari kata ataupun gerak tubuh akan menjadi dasar dalam berperilaku anak. Jika komunikasi gagal, maka proses pengasuhan akan gagal pula. Pola asuh akan menjadi tidak sehat. Akibatnya, adalah makna yang seharusnya menjadikan anak taat, tetapi malah menjadikannya durhaka pada orangtua.

Rani menyebut gaya komunikasi yang sudah biasa dilakukan sejak dulu atau turun temurun (tradisional) adalah komunikasi yang tidak efektif untuk zaman sekarang (Teori Doktor Thomas Gordon ). Gaya komunikasi tersebut yang menyebabkan distorsi perilaku. Contohnya, gaya komunikasi memerintah, menakuti, mengancam, menceramahi, menyuruh, berargumentasi, menghakimi, mengalah pada kemampuan anak, memberi cap, menganalisis, memberi jaminan, menginterogasi, mengalihkan, membandingkan, menyindir dan membohongi (halaman 6).

Gaya komunikasi yang baik dan efektif menurut Rani adalah amazing communication. Pertama-tama untuk melakukan amazing communication adalah dengan melakukan open door. Open door adalah membuka pintu agar komunikasi bisa menjadi lancar. Langkah ini juga akan menghilangkan hambatan psikologis pada anak, karena anak akan merasa bahwa orangtuanya memahami, menghargai, dan mementingkan perasaannya. Hal ini memberikan efek, menghilangkan perasaan negative anak karena merasa orangtuanya berada di pihaknya (halaman 56).

Open door bisa dilakukan dengan menggunakan Bahasa tubuh yang tepat dan mendengar aktif. Menurut Adhe R. Sathadjie, ada tiga hal penting yang sangat berperan dan berpengaruh dalam sebuah komunikasi, yaitu verbal, voice dan visual. Verbal merupakan kata-kata yang disampaikan oleh sender dan berpengaruh sebesar 7% dalam komunikasi. Voice adalah cara mengucapkan kata-kata yang berperan sebesar 38% dalam komunikasi. Sedangkan visual dalam hal ini adalah Bahasa tubuh atau body language dan ekspresi wajah (facial expression), merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam sukses atau tidaknya komunikasi yaitu 55% (halaman 57).

Karena inilah mengapa amazing communication lebih mementingkan pada cara menyampaikan pesan atau cara berkomunikasi dan Bahasa tubuh juga ekspresi wajah ketimbang apa isi dari komunikasi tersebut. Buku ini Rani tulis dengan seolah mengajak pembaca (di sini ayah dan bunda- orangtua) sedang berbincang. Sangat mudah dipahami sekaligus dipraktikkan. Akhirnya, tak pelak buku yang ditulis oleh penggagas Gerakan Indonesia Cinta Keluarga ini direkomendasikan sekali, utamanya pada orangtua dan mereka yang akan memiliki anak. Selamat membaca!

Resensi Bicara Bahasa Anak di Harian Singgalang 15 Januari 2015
Resensi Bicara Bahasa Anak di Harian Singgalang 15 Januari 2015

2 respons untuk ‘Bicara Bahasa Anak

  1. jiah al jafara 15 Februari 2015 / 15:02

    Saya blm punya anak, tp klo keponakan nanya ini itu kadang bingung. Bagaimana ngomong yg bner sma batita

    Suka

    • Muhammad Rasyid Ridho 15 Februari 2015 / 15:05

      Dalam buku ini ada kiat-kiatnya yang sebagian sudah saya cantumkan dalam resensi yang saya buat.

      intinya disarankan untuk meninggalkan gaya komunikasi parenting tradisional dan diubah denga amazing communication yang tercantum dalam tulisan saya. Silakan Mba beli bukunya, saya hanya membantu membagi buku yang sudah saya baca, semoga bermanfaat ya mba 🙂

      Suka

Silakan Tinggalkan Jejak