Let’s Move Up

Kiat Menggapai Masa Depan Yang Gemilang

Judul                            : Let’s Move Up

cover lets move up
cover lets move up

Penulis                          : Adenata

Editor                          : Ayu Wulan

Penerbit                       : Indiva Media Kreasi

Tahun Terbit                : Pertama, September 2014

Jumlah Halaman          : 144 halaman

ISBN                           :  978-602-1614-17-4

Peresensi                     : Muhammad Rasyid Ridho, Pustakawan-Pendiri Klub Pecinta Buku Booklicious

Sesungguhnya jiwaku adalah jiwa yang mempunyai banyak cita-cita (Umar bin Abdul Aziz). Begitulah, seorang yang terkenal teramat zuhud saja mengatakan bahwa dia memiliki banyak cita-cita. Apalagi kita yang hidupnya masih banyak memikirkan tentang dunia, tentu sangat banyak sekali cita-cita yang ingin dicapai.

Meski banyak cita-cita, tentu saja tidak semua yang diinginkan tersebut akan tercapai. Bukan hanya karena takdir Allah, tetapi juga karena kita salah melangkah dalam rangka meraih cita-cita. Karena meraih impian memerlukan kiat-kiat, maka Adenata dalam bukunya Let’s Move Up menuliskan cara bagaimana kita bisa menggapai masa depan yang gemilang.

Mimpi adalah langkah awal yang menentukan sejarah hidup manusia. Dia merupakan lompatan menuju cita-cita. Jadi, menurut Adenata mimpi dan cita-cita itu berbeda (halaman 22). Cita-cita adalah tangga kedua dari sebuah mimpi. Jadi, agar mimpi tidak hanya menjadi mimpi belaka, maka harus ada cita-cita. Cita-cita laksana titik cahaya di dalam lorong kegelapan. Sebuah cahaya yang ingin dituju. Dia akan menuntun setiap jejak langkah, untuk menyusuri lorong gelap menuju titik cahaya.

Cita-cita yang baik, adalah cita-cita yang memang benar-benar diinginkan. Bukan cita-cita orang tua, cita-cita keluarga besar, atau cita-cita sahabat dan teman. Dengan menentukan cita-cita sesuai diri sendiri, maka itu akan memudahkan dalam pembuatan pondasi cita-cita. Ibarat rumah cita-cita, butuh pondasi yang menguatkan ketika ada badai yang menghalangi proses meraih cita-cita.

Nah, dalam meraih cita-cita pun harus sesuai dengan passion yang ada dalam diri. Passion adalah sesuatu yang membuat kita nyaman untuk melakukannya. Tanpa ada paksaan, karena sesuai passionnya seseorang mau berlatih gitar dari pagi sampai sore.  Itu dilakukan dengan senang hati, bukan karena tuntunan pekerjaan. Sebaliknya, jika latihan gitarnya itu karena tuntutan pekerjaan, maka itu memang wajib dilakukan karena dia harus profesional dalam bekerja.

Dalam memilih dan menentukan apa cita-cita, hal yang perlu diingat adalah setiap pilihan memiliki konsekuensi dan kita harus siap menerima konsekeuensi yang ada. Selain menerima konsekuensi, salah satunya adalah konsekuensi meraih kegagalan atau keberhasilan. Jika yang didapatkan adalah kegagalan, maka ada dua jalan yaitu jalan pemenang atau jalan pecundang.

Jalan pemenang memiliki mental yang tak terpental. Dia tak kenal kata mundur, apalagi menyerah. Asal dalam jalan kebaikan dia akan terus berjalan maju. Selain itu yang harus diperhatikan juga adalah yakin dan  fokus pada passion. Ketika kita sudah yakin pada passion kita, maka fokuslah untuk terus mengasahnya. Sehingga, kelak apa yang kita inginkan tercapai.

Fokus pada passion salah satunya dengan cara membiasakan kebiasaan baik dan mengurangi kebiasaan yang buruk. Kebiasaan yang sudah mengakar diumpakan mencoba memotong serabut beruntai dan sudah berubah menjadi satu tali yang kuat. Misal saja, orang yang kecanduan merokok, pasti akan sangat sulit untuk berhenti merokok. Tetapi, tentu saja bisa nantinya. Jika benar-benar niat dan terus berusaha dan bersabar.

Agar kebiasaan buruk kita bisa berubah menjadi kebiasaan yang baik. Ada tiga cara yang Adenata berikan. Pertama, mengenal kebiasaan buruk kita. Setelah mengenal kebiasaan buruk kita, kedua adalah menentukan kebiasaan baik kita. Kemudian terakhir adalah melakukan kebiasaan baik yang sudah ditentukan, jangan hanya menjadi gagasan dalam otak dan catatan. Ketika kebiasaan baik dilakukan setiap hari, maka kebiasaan buruk bisa hilang dengan sendirinya. Insya Allah.

Tangga berikutnya setelah mimpi dan cita-cita adalah tujuan hidup. Banyak orang yang kadang masih bingung apa tujuan hidupnya. Dalam Islam, tujuan hidup manusia ditegaskan sebagai hamba Allah. Adenata memberi cara agar tidak bosan dan terus bergairah menggapai menjalani tujuan hidup. Pertama, sesuaikan tujuan dengan passion. Kedua, memiliki tekad dan terakhir adalah rendah hati (halaman 90).

Terakhir, dalam menjalani semua yang dipaparkan Adenata dalam buku ini maka diperlukan sikap optimisme. Ada 6 cara agar sikap optimis terus ada dalam diri. Pertama, ingat capaian yang telah diraih. Kedua, membaca rekam jejak tokoh inspiratif. Ketiga, bersyukur. Keempat, membangun dukungan dari sekitar. Kelima, mendorong diri untuk meraih tujuan-tujuan jangka pendek dan terakhir memberi reward kepada diri sendiri atas capaian yang dihasilkan.

Buku tipis ini tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Tipisnya buku ini bagi sebagian orang menjadi kekurangan karena kurang meyakinkan dari fisiknya. Kelebihan buku ini juga bisa dilihat dari tipisnya, karena pembaca tidak perlu lama-lama membaca. Bisa langsung segera melakukan tips-tips di dalamnya yang menggugah pembaca untuk bisa meraih masa depan yang lebih baik. Apalagi kiat di dalamnya tidak sulit, cukup praktis dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua kalangan. Sehingga mudah dipraktikkan oleh pembaca. Sebuah buku rekomendasi, khususnya bagi pembaca remaja agar hidupnya mulai tertata lebih baik lagi. Selamat membaca!

* Resensi ini diikutkan lomba menulis resensi buku karya-karya Penulis FLP dalam rangka Milad FLP ke-18. Resensi ini pernah dimuat di Kabar Madura, tanggal 21/Januari 2015.